TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Sosial menggandeng Tahir Foundation guna mewujudkan target Indonesia Bebas Anak Jalanan tahun 2017. Rencananya, Tahir Foundation akan menghibahkan dana senilai Rp100 miliar yang akan digunakan untuk membangun _Safe House Children Center_ di Jakarta.
"Terimakasih atas partisipasi Tahir Foundation ikut menyelesaikan persoalan anak-anak jalanan di Indonesia. Sesuai hasil Rakornas tahun 2015 Dinas Sosial se-Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan akhir 2017 Indonesia bebas jalanan," ungkap Khofifah, Rabu (22/3).
"Komitmen tersebut ternyata belum berseiring dengan dukungan APBN naupun APBD. Alhamdulillah ahirnya ada filantropi yang mengulurkan tangan untuk membantu upaya ini," tambahnya.
Khofifah mengungkapkan, 'Safe House Children Center' ini nantinya berfungsi sebagai tempat atau rumah perlindungan bagi anak jalanan dan anak terlantar. Fokus utamanya adalah membantu pemenuhan hak-hak dasar anak dan membantu mereka wujudkan masa depan yang lebih baik.
Ide pembangunan _Safe House Children Center_ ini, lanjut Khofifah, adalah buah kunjungannya ke Beijing pada dekade tahun 90an. Disana ia melihat Pemerintah Cina mendirikan riset _children center_ yang bisa memberikan solusi final bagi anak-anak jalanan dengan memberi sejumlah penguatan.
"Anak-anak dibekali pendidikan, keterampilan, dan berbagai aktivitas lain yang bisa menunjang kemandirian kehidupan mereka. Kalau fasilitas itu bisa disiapkan di Indonesia, di mulai dari Jakarta maka kita bisa memberikan harapan untuk anak-anak Indonesia bahwa ada tempat perlindungan yang aman dan nyaman sehingga kehidupan mereka bisa lebih baik lagi," ujarnya.
Khofifah mengungkapkan, situasi dan kondisi jalanan sangat keras dan membahayakan bagi kehidupan anak-anak. Ancaman kecelakaan, eksploitasi, penyakit, kekerasan, perdagangan anak, dan pelecehan seksual sering mereka alami. Kondisi ini juga sangat rentan terhadap pelanggaran bagi hak anak.
"Terutama resiko kekerasan dan eksploitasi seksual. Hari ketiga di jalanan kemungkinan mereka sudah tidak ada yang bebas dari sodomi," imbuhnya.
Resiko lainnya, tambah Khofifah adalah penjualan organ tubuh anak-anak di pasar gelap. Harganya yang fantastis juga menjadi penyebab maraknya penculikan anak di kota-kota besar.
"Anak-anak jalanan adalah kelompok paling rentan karena mereka hidup di lingkungan keras dan tanpa pengawasan orangtua," terangnya.
Dikatakan, kerjasama yang dijalin Tahir Foundation dan Kementerian Sosial bukan kali pertama. Sebelumnya awal Januari lalu, Tahir Foundation juga memberikan bantuan senilai Rp20 miliar untuk membangun gedung serbaguna yang permanen untuk masyarakat Pidie Jaya - Aceh.
Sementara itu, Dato' Sri Prof. Dr. Tahir mengatakan persoalan anak jalanan menjadi keprihatinan bersama bangsa ini. Karena dari pengamatannya anak-anak yang hidup di jalan sangat rentan mengalami kekerasan baik secara fisik, mental, maupun seksual.
"Fase pertama kita siapkan 100 miliar untuk pembangunan satu _Children Center_ . Mudah-mudahan bisa menjadi model untuk daerah-daerah lain seperti Surabaya, Makassar, dan Medan," ungkapnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Sosial pada 2015, jumlah anak jalanan di Indonesia tercatat sebanyak 33.400 jiwa yang tersebar di 16 provinsi, sedangkan anak jalanan yang mendapatkan layanan Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) hingga tahun 2016, baru mencapai 6.000 jiwa.
Dengan jumlah anak jalanan yang tertinggi, tercatat berada di DKI Jakarta dengan jumlah sebanyak 7.600 anak. Disusul Jawa Barat dan Jawa Tengah sebanyak 5.000-an anak, baru kemudian Jawa Timur dengan populasi sekitar 2.000-an anak.