News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengikut ISIS Asal Indonesia Diprediksi Kembali, Politikus PDIP Imbau untuk Waspada

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPD PDIP Jawa Barat TB. Hasanuddin di Gedung DPR, Jakarta, Senin (27/10/2014)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kekalahan ISIS di Mosul, Irak oleh pasukan koalisi bukan berarti aksi teror yang dilancarkan kelompok pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi itu lenyap.

Serangan teror diperkirakan justru bisa terjadi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Menurut, Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin, usai pertempuran di Mosul dan Siria, bisa jadi para kombatan ISIS kembali ke negara asal mereka.

Bahkan, sambung Hasanuddin, kombantan ISIS yang berasal dari Indonesia, jumlahnya mencapai hampir 600 orang.

"Diprediksi pengikut ISIS asal Indonesia yang jumlahnya hampir 600 orang akan kembali ke Indonesia dengan cara menyusup," ujar Hasanuddin dalam keterangan pers, Senin (27/3/2017).

Kekhawatiran itu, kata Hasanuddin, juga dirasakan pejabat intelijen Australia yang mengatakan bahwa sisa ISIS yang berasal dari Asia Tenggara diprediksi kembali ke daerahnya dan membentuk basis.

"Sesuai dengan situasi demografi dan geografi serta berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan teroris yang lalu, para kombatan ISIS akan membentuk wilayah teritori mereka, antara lain, Indonesia, Filipina selatan dan Thailand selatan," beber Hasanuddin.

Jenderal TNI AD bintang dua itu berpendapat, di Indonesia, wilayah yang paling cocok untuk latihan militer, penyimpanan logistik, dan jauh terjangkau dari pengawasan aparat keamanan adalah di bagian timur. Misal, Sulawesi dan Maluku, khusus daerah Halmahera.

"Sementara, untuk operasi klandestin, bisa jadi di wilayah Jawa Barat, terutama daerah urban," tutur Hasanuddin.

Untuk mengantisipasi terjadinya aksi teror, mantan Sekretaris Militer itu mengusulkan, perlu operasi intelijen yang lebih ketat.

"Pertama, mengeliminasi kembalinya mantan kombatan ISIS yang hendak masuk Indonesia dengan meningkatkan pengawasan di bagian keimigrasian," kata Politikus PDIP itu.

Kedua, meningkatkan pengawasan intelijen, terutama di daerah yang dijadikan basis, terutama daerah klandestein dan operasi.

Ketiga, melakuan sweeping secara intensif terhadap bahan peledak dan senjata api.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini