News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Oknum Polda Sumsel Gunakan Modus 'Tembak di Atas Punggung Kuda' Seleksi Anggota Polri

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Irjen Agung Budi Maryoto

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 15 oknum panitia seleksi penerimaan anggota Polri di Polda Sumatera Selatan, diperiksa Propam Mabes Polri.

Turut disita uang Rp 6,7 miliar dari rekening mereka.

Uang tersebut diduga hasil pungli atau gratifikasi penerimaan calon anggota Polri pada 2015-2016.

Sebagian besar dari oknum panitia tersebut diduga menggunakan modus 'menembak di atas punggung kuda'.

Artinya oknum tersebut meminta uang setelah si calon diterima atau mengembalikan uang saat calon gagal menjadi anggota Polri.

"Sekarang modusnya sedang didalami. Tapi, lebih banyak tembak di atas punggung kuda," ujar Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Agung Budi Maryoto, melalui pesan singkat, Senin (3/4/2017).

Ada tiga modus yang diduga dilakukan oknum panitia untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok.

Pertama, membantu dengan cara melihat nilai sistem paket per item tes.

Kedua, sistem kumulatif yaitu selesai ujian baru bayar.

Ketiga, sistem bimbingan yaitu melalui tes awal.

Namun, agar lebih aman dan mengurangi kecurigaan pengawas, biasanya oknum panitia menggunakan modus 'menembak di atas punggung kuda'.

Menurut Agung, sejauh ini pungli tersebut diduga terjadi pada saat seleksi penerimaan anggota Secaba 2016.

Ditemui di ruang kerjanya, Asisten Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Kapolri, Irjen Pol Arief Sulistyanto mengatakan, biasanya oknum panitia menggunakan modus 'menembak di atas punggung kuda'.

Mereka memanfaatkan ketidakpercayaan diri peserta tes atau keluarganya.

"Contoh si A ikut seleksi, sebenernya nilai tes dia bagus. Tapi, dia kan tidak tahu nilainya berapa," kata Arief.

Kemudian peserta tes tersebut didatangi oknum anggota Polri.

"Lalu dia sampaikan, 'Eh kamu psikotes nilainya jelek lho'. Lantas, dia minta tolong kepada yang bersangkutan dengan uang. Padahal nilainya bagus," ungkap Arief.

Sebetulnya, tidak ada yang dilakukan oknum tersebut dalam proses seleksi.

"Oknum ini mungkin tahu nilai si A bagus, sehingga ketika terima uang dia diam saja. Nanti begitu pengumuman, ya kan nilainya sudah bagus. Ini yang sering terjadi," katanya.

Arief meminta para calon anggota Polri maupun pihak keluarga yang akan atau sedang mengikuti proses seleksi anggota Polri Tahun 2017 tidak terpengaruh dengan tipu daya oknum panitia seperti itu.

"Bangun kepercayaan diri kita yang memang perlu kita bangun. Kalau kita punya kemampuan, ya sudah perckemampuan itu saja," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini