Sementara dari jenis helikopter terdapat Hiller-360 Utility yang menjadi helikopter kepresidenan perdana sang proklamator, Bell 47G-3B-1 Soloy yang menjadi generasi awal helikopter TNI AU, Bell 47G2, Mil Mi-4 dan SM-1.
Sedangkan dari jenis pesawat angkut hadir pesawat sedang Ilyushin Il-14 Avia dan angkut ringan C-47 Dakota.
Pada dekade 1960an, TNI AU menjadi entitas yang cukup disegani di kawasan Asia Tenggara dengan hadirnya berbagai pesawat yang lebih modern, baik buatan Blok Timur maupun Blok Barat. Dari Blok Timur yakni pesawat jet MiG-19 dan MiG-21; pesawat angkut berat Antonov An-12 Cub; pesawat pembom strategis Tupolev Tu-16 Badger; serta helikopter Mil Mi-4, Mil Mi-6 dan L-29 Delfin.
Sementara pesawat-pesawat buatan Blok Barat yang memperkuat TNI AU adalah pesawat latih Beechcraft T-34 Mentor, pesawat angkut berat C-130 Hercules, pesawat angkut ringan VIP/VVIP C-140 Jetstar yang pernah digunakan Bung Karno sebegai pesawat kepresidenan. Sedangkan untuk jenis helikopter terdapat Bell 47J Ranger, Bell 204B Iroquis dan S-58T Sikorsky.
Memasuki dekade 1970an, TNI AU kembali diperkuat dengan pesawat-pesawat yang cukup disegani di dunia.
Pesawat-pesawat tersebut adalah OV-10 Bronco buatan North American Rockwell yang pernah menjadi tulang punggung TNI AU, pesawat tempur F-86 Avon Sabre, pesawat Angkut Fokker F27, serta pesawat latih Lockheed T-33 Bird, AT-16 Harvard dan Beechcraft T-34 Mentor.
Pada era ini TNI AU diperkuat juga dengan hadirnya helikopter Puma SA-330, helikopter latih Bell 47-G Sioux dan Bell 204B Iroquis.
Ketika memasuki dekade 1980an, pesawat-pesawat yang semakin modern kembali diakuisisi TNI AU. Sebut saja jet tempur kawakan F-5 Tiger II (sekarang sedang menunggu penggantinya), jet tempur legendaris McDonnell Douglas A-4 Skyhawak, pesawat jet tempur latih BE Systems Hawk MK-53, pesawat Boeing 737-200 Surveillance dan pesawat angkut ringan Cassa 212-200 Aviocar.
Pada akhir dekade ini, pesawat jet tempur multiperan F-16 Fighting Falcon yang menjadi salah satu kekuatan andalan TNI AU hingga saat ini. Di samping itu, untuk membentuk penerbang-penerbang muda yang andal, TNI AU mengakuisisi pesawat latih mula AS-220 Bravo.
Pada dekade 1990an, TNI AU kembali menggenjok kekuatannya dengan mendatangkan pesawat CN-235 dan helikopter NAS-332 Super Puma.
Memasuki tahun 2000an, TNI AU kian memperganas dirinya. Hadir helikopter latih EC-120 Colibri besutan Airbus Helicopters pada tahun 2001 yang juga menjadi helikopter andalan Dynamic Pegasus.
Dua tahun berselang, hadir pula pesawat latih dasar KT-1B Woong Bee buatan Korean Aerospace Industries (KAI) pada tahun 2003 yang kini menjadi pesawat andalan Jupiter Aerobatic Team (JAT).
TNI AU semakin memantapkan kekuatannya dengan mengakuisisi satu skadron jet tempur multiperan dari Blok Timur, yakni Sukhoi Su-27SKM yang berkursi tunggal dan Su-30MK2 yang berkursi ganda tahun 2004.
Tak hanya itu, pesawat antigerilya Embraer EMB-314 Super Tucano besutan Embraer Defence System, Brazil juga hadir memperkuat TNI AU pada tahun 2012 untuk menggantikan OV-10 Bronco yang telah purna tugas.