TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, Mabes Polri kembali melakukan pemantauan distribusi dan harga sembilan bahan pokok (sembako) di masyarakat.
Bahkan, Polri membentuk Satgas Khusus yang akan membantu peran Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam mengatur dan menjamin stabilitas pasokan dan harga sembako.
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan langkah awal Satgas Khusus dengan memberikan imbauan tak melakukan penimbunan kepada stakeholder sembako jelang Ramadan dan Idul Fitri 2017.
Dan Perum Bulog juga akan melakukan operasi pasar.
Upaya penindakan dan proses hukum akan dilakukan jika hal itu tetap dilakukan.
"Penimbunan dengan maksud sembako menjadi langka, maka dinaikkan harga, itu yang tidak boleh. Jadi, operasi pasar dilakukan untuk mencegah penimbunan, di samping melakukan penindakan kepada meraka yang sengaja menimbun sembako dengan tujuan agar harga naik dan dapat keuntungan," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (25/4/2017).
Satgas khusus untuk pengendalian harga sembako di tingkat Mabes Polri dipimpin oleh Wakabaintelkan Irjen Setyo Wasisto.
Ada personel dari unsur reserse, intelijen, humas, dan lainnya di satgas tersebut.
Satgas khusus ini nantinya bertugas membantu penataan dan pengawasan terhadap distribusi sembako sekaligus melakukan upaya penegakan hukum untuk memberikan efek jera pihak-pihak yang melakukan penimbunan ataupun permainan harga sembako.
"Nanti akan benar-benar diawasi dari pemilik distributor apakah telah melakukan proses distribusi barang secara benar atau tidak, apakah sesuai daerah (distribusi) yang jadi wilayahnya. Nanti kami kerja sama dengan Bulog,"
"Jadi, distribusi Bulog ini memang harus diawasi karena rawannya permainan dari spekulan dari para pedagang yang sengaja ingin merugikan masyarakat kita," sambungnya.