Hasilnya, produktifitas kerja meningkat. Menurt Djoko, rata-rata pertumbuhan industri elektronik per tahun hanya 10 persen.
Namun dengan relasi pekerja dan perusahaan yang harmonis, pertumbuhan Panasonic mencapai 20 persen.
“Dengan pertumbuhan yang signifikan, bonus untuk pekerja yang sebelumnya hanya dua kali setahun, kini bisa menjadi 4-5 kali pertahun,” jelasnya.
“Pekerja Panasonic makin merasakan pentingnya dialog sosial dengan perusahaan, dan pemerintah. Segala hal bisa didialogkan dan dicarikan solusi bersama,” tambahnya lagi.
Menaker Hanif Dhakiri dalam kesempatan tersebut mengatakan, dialog sosial ketenagakerjaan menjadi salah satu kunci peningkatan kesejahteraan buruh.
“Kepentingan pengusaha dan pekerja pasti berbeda. Tapi sepanjang bisa didialogkan, jalan tengah pasti ditemukan,” kata menteri.
Bukan berarti, lanjutnya, buruh tidak boleh melakukan unjuk rasa. Namun menurutnya, unjuk rasa dilakukan dengan memperhatikan urgensi dan efektifitasnya.
Dialog sosial diyakini mampu menemukan solusi bersama, karena dilakukan secara sejajar dan dengan kepala dingin.
“Di negara maju, dialog sosial terus digemakan dalam mengadapi masalah ketenagakerjaan,” tutup Menaker. (*)