Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyatakan Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Cabang di berbagai daerah tidak ada yang meminta Muktamar Luar Biasa.
Sekjen PPP Arsul Sani menuturkan wacana penyelenggaraan Muktamar PPP Luar Biasa disuarakan dari eksternal partai.
"Sampai saat ini tidak ada satupun DPW dan DPC PPP yang minta MLB (Muktamar Luar Biasa)," kata Arsul ketika dihubungi, Minggu (14/5/2017).
Arsul menjelaskan bahwa Muktamar Luar Biasa (MLB) sudah diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPP, yaitu hanya bisa diselenggarakan jika ada permintaan minimal 2/3 DPW dan 2/3 DPC PPP seluruh Indonesia.
Sebelum DPW dan DPC mengusulkan MLB, didahului dengan Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) dan Musyawarah Kerja Cabang (Mukercab) di masing-masing DPW dan DPC yang mengusulkan.
"Kalau ada orang di luar DPW dan DPC yang mengusulkan MLB ya tidak bisa," ujar Anggota Komisi III DPR itu.
Arsul menyoroti adanya usulan atau inisiasi dilakukannya MLB oleh beberapa pihak di luar PPP seperti Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia, Usamah Hisyam. Arsul megungkapkan kedudukan Usamah sebagai Ketua Umum Parmusi, organisasi itu telah menyatakan membebaskan anggotanya untuk menyalurkan aspirasi politik ke parpol manapun.
"Seperti kita ketahui Usamah pernah menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Banten, kemudian ke Nasdem dan belum pernah tercatat di daftar keanggotaan menjadi anggota kembali di PPP," kata Arsul.
Diketahui, beberapa kader internal dan eksternal PPP membentuk Majelis Penyelamat Partai Persatuan Pembangunan (MP-PPP) dan berniat menyelenggarakan musyawarah nasional ulama untuk mendamaikan dua kubu yang bertikai, yaitu kubu Muhammad Romahurmuziy dan kubu Djan Faridz.
MP-PPP ini dimotori petinggi kedua kubu seperti Anwar Sanusi (anggota majelis tinggi kubu Romahurmuziy), Habil Marati (wakil ketua umum kubu Djan), Sukri Fadholi (Ketua DPP PPP kubu Djan). Selain itu ada Rudiman (Ketua DPP kubu Romahurmuziy), Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia, Usamah Hisyam, dan anggota DPRD DKI Abraham Lunggana alias Haji Lulung.