TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kekuatan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) jaringan Santoso, diperkirakan tersisa tujuh orang pasca-dua anggotanya, Askar dan Barok tewas dalam baku tembak dengan Satgas Operasi Tinombala di Desa Kilo Atas, Kecamatan Poso Pesisir, Poso, Sulawasi Tengah, Senin (15/5/2017) siang.
Demikian disampaikan Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (16/5/2017).
"Jadi, yang kami catat, dari sembilan orang DPO ini tinggal tujuh orang," kata Martinus.
Baca: Kronologi Dua Terduga Teroris Tewas di Poso
Diberitakan, Abu Wardah Santoso alias Abu Wardah as-Syarqi alias Abu Yahya adalah DPO paling dicari oleh Polri.
Dia terlibat beberapa aksi teror hingga pidana umum, seperti pembunuhan dan pencurian mobil boks.
Santoso dan pengikutnya berkembang menjadi kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dengan menggunakan sebuah kawasan hutan di Poso, sebagai basis pergerakan.
Dan pada Juli 2014, anggota MIT di bawah kepemimpinan Santoso telah bersumpah setia kepada Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
Namun, kekuatan dan eksistensi kelompok dan faksi-faksi tersebut telah jauh berkurang setelah tim gabungan Polri dan TNI melaksanakan operasi pengejaran dan penangkapan dengan Operasi Camar Maleo sejak 26 Januari 2015 dan Operasi Tinombala sejak 9 Maret 2016 hingga saat ini.
Pada 18 Juli 2016, pimpinan kelompok teror di Poso yang paling dicari,
Santoso, akhirnya tewas ditembak oleh Satgas Operasi Tinombala setelah baku tembak di hutan Desa Tembrana, Poso Pesisir, Poso.