TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian prihatin atas insiden kekerasan di Akademi Kepolisian, Semarang.
Tito telah meminta budaya pemukulan dihilangkan saat memberikan pengarahan di Akpol pada Februari 2017.
"Sehingga saat terjadi peristiwa saya sangat menyesalkan dan kita mengambil momentum kemarin pak Wakapolri untuk menelaah, kenapa bisa terjadi, apakah masalah budaya? Kenapa budaya seperti ini masih berlanjut," kata Tito dalam rapat dengan Komisi III DPR, Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Tito menuturkan peristiwa tersebut menjadi momentum penting bagi kepolisian untuk memperbaiki diri agar budaya kekerasan tidak terjadi lagi.
"Bayangkan kalau di Akpol sudah dilatih kekerasan nanti keluar, kekerasan akan berlanjut pada tahanan," kata Mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Baca: Dipecat Tidaknya 14 Taruna Akpol Tersangka Pembunuhan Tergantung Penyidikan
Tito meminta kasus tersebut tidak terulang lagi serta menghilangkan budaya kekerasan.
Caranya, pelaku kekerasan harus berranggungjawab atas peristiwa tersebut.
"Kemudian kita akan lakukan evaluasi pada pembina-pembinanya kenapa enggak dihentikan? Diantaranya kebijakan lain yaitu memilih orang terbaik misalnya dalam waktu tidak terlalu ada kejelasan dengan surat keputusan Kapolri mereka harus bsa merubah budaya ini, kalau sukses kita akan promosikan," jelas Tito.
Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR Syarifuddin Sudding meminta Tito melakukan evaluasi Akademi Kepolisian.
Ia meminta isu korps kedaerahan dilingkan.
"Jangan sampai jadi budaya, kemudian saat dia keluar terbawa dalam menjalankan tugas pengayom masyarakat," kata Sudding.
Diketahui, Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Tingkat II, Mohammad Adam, dinyatakan tewas setelah dilarikan dari asrama ke RS Akpol, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (18/5/2017) dini hari.
Dari pemeriksaan luar, terdapat beberapa luka lebam di bagian dada korban.