TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menilai, kehadiran media sosial (medsos) di Indonesia menjadi media alternatif bagi masyarakat mendapatkan informasi dan sekaligus mengekspresikan hak bersuaranya karena media mainstream seperti televisi saat ini sudah dikuasai dan diintervensi pemilik modal.
"Media sosial itu saluran bebas intervensi," ujar juru bicara HTI Muhamad Ismail Yusanto di sela acara peluncuran buku "Usut Tuntas Dugaan Korupsi Ahok", Selasa (23/5/2017).
Ismail menjelaskan, jika masyarakat tidak boleh menggunakan media sosial, hal itu sama saja dengan melanggar hak asasi warga, karena menggunakan medsos kini sudah seperti kebutuhan makan.
"Libur medsos, sama saja mengajak libur makan," ungkap Ismail Yusanto.
Ismail mengaku kecewa dengan banyak aturan yang mengekang kebebasan berbicara dan mengemukakan pendapat saat ini.
Melalui medsos, Ismail percaya masyarakat bisa bebas berinteraksi memberikan opininya.
"Ini era keterbukaan luar biasa kita bisa memiliki sesuatu yang tidak bisa dikuasai korporasi," ungkap Ismail Yusanto.