Lebih lanjut Zaenal menjelaskan Ahmad merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Eti Nurhasanah (60) dan Abdul Latif (almarhum). Ahmad tinggal berdekatan dengan rumah sang ibu dan sang nenek yang berada tepat di samping kanan dan di depan rumahnya di Kampung Ciranji.
Dari pantauan Tribun di rumah pelaku, bangunan permanen berukuran sekitar 5x10 meter tersebut tampak kosong karena sudah ditinggalkan sekitar 5 bulan lalu oleh pemiliknya.
Hanya ada sejumlah perabot rumah tangga, seperti sofa di ruang tengah, kasur tanpa bed cover di bagian kamar depan, serta puluhan koleksi buku milik pelaku di kamar bagian belakang serta perabot rumah tangga seperti kompor gas di dapur.
Selain terdapat puluhan koleksi buku yang sebagain besar bertemakan agama, juga terdapat tempelan kertas HVS bertuliskan ayat-ayat al quran beserta terjemahannya hasil tulis tangan yang ditempel di dinding ruang tengah.
Jelang siang kemarin pihak kepolisian Polres Cimahi dibantu pihak Polsek Sindangkerta memasang garis polisi di rumah terduga Ahmad demi mengamankan lokasi.
Tetangga terduga pelaku bom bunuh diri, Ahmad Jamaludin (45) menuturkan bahwa terduga pelaku dikenal sangat baik dan santun di lingkungan rumahnya. Selain itu terduga juga sangat rajin beribadah seperti salat berjamaah di masjid bersama warga.
"Selama ini tidak ada yang aneh biasa aja, orangnya baik sekali juga rajin beribadah," katanya.
Ahmad mengaku kaget dan tidak menyangka jika terduga memang benar menjadi salah satu pelaku bom bunuh diri. Dikatakannya selama ini tidak ada keanehan prilaku yang ditunjukan terduga pelaku.
"Enggak tahu juga soalnya kan sering bulak-balik ke Bandung, jadi istrinya saja saya juga enggak kenal. Tapi setahu saya emang pake cadar," katanya. (mud)