Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan KPK melansir pengungkapan kasus suap yang melibatkan pejabat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Telransmigrasi (Kemendes PDTT), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di kantor KPK, Jakarta, Sabtu (27/5/2017).
Kasus suap ini bermula atas adanya laporan masyarakat ke KPK yang diikuti penelusuran.
Hingga akhirnya dilakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap praktek suap yang melibatkan auditor BPK dan Inspektur Jenderal Kemendes PDTT, Jumat (26/5/2017).
Ketua KPK Agus Rahardjo menceritakan kronologi OTT yang dilakukan anak buahnya itu.
Baca: Menteri Desa Kirim Istri Temui Keluarga Sugito Setelah Dengar Kabar OTT KPK
Mulanya, pukul 15.00 WIB, tim KPK begerak mendatangi kantor BPK di Jalan Gatot Subroto 31, Jakarta Pusat.
Di kantor pemeriksa keuangan pemerintah tersebut, tim mengamankan enam orang di lokasi terpisah.
Keenamnya adalah auditor utama Eselon 1 BPK, Rochmadi Sapto Giri alias RS.
Auditor utama eselon 3 BPK, Ali Sadli alias ALS; pejabat eselon 3 Kemendes PDTT, Jarot Budi Prabowo alias JBP, sopir JBP; Sekretaris R, Yuyu alias Y; serta seorang satpam.
Mulanya tim mengamankan pejabat Kemendes PDTT, Jarot Budi Prabowo yang baru keluar kantor BPK menuju mobilnya di area parkir.
Tim menanyakan ALS tentang uang yang baru diserahkan Jarot.
Baca: Menteri Desa Ingin Bertemu Sugito
Ia sempat mengelak.
Namun, tim KPK telah mengetahui ia baru menemui RS di ruang kerjanya.