Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pancasila adalah kesepakatan bersama anak bangsa sebagai bangsa dan negara. Bahkan, Muhammadiyah melalui Muktamar ke 47 di Makasar merumuskan, bahwa Pancasila adalah Darul Ahdi wa syahadah.
Darul Ahdi maknanya, negara tempat kita membuat kesepakatan nasional, negara yang berdiri atas dasar kesadaran kolektif bahwa kita majemuk atau beragam.
Kesadaran kolektif atas keberagaman Indonesia itulah yang membuat tidak boleh ada kelompok yang merasa "paling", "superior", "kelompok nomor 1".
"Maka, rajutan kesepakatan bersama itu tidak boleh diurai lagi dengan berbagai ideologi yang tidak bersesuaian bahkan mengancam Pancasila, sehingga merusak keIndonesiaan kita," tegas Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, kepada Tribunnews.com, Kamis (1/6/2017).
Bagi Pemuda Muhammadiyah, saat ini adalah momentum Syahadah, yang bermakna pembuktian, mengisi dan berkarya setelah memiliki Indonesia yang Merdeka.
Maka, menurutnya, bukan saatnya lagi mempertentangkan ideologi Negara, apalagi berusaha merusak ideologi yang Sudah dibangun bersama.
Momentum semua anak negeri untuk berkarya menuju Indonesia yang maju, makmur, adil dan bermartabat.
"Indonesia dimana kegembiraan selalu dihadirkan dalam keberagamannya, bukan justru ditebar kecemasan-kecemasan yang menurunkan semangat produktivitas seluruh anak negeri, jadi."
"Jadi, Pancasila adalah Milik kita semua dan kita semua adalah Pancasila, saatnya berkarya," ujarnya.