News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ini Sejumlah Ancaman Terhadap Dokter Fiera Lovita Usai Tulis Status tentang Rizieq di Facebook

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

‎dr Fiera Lovita.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Dokter Fiera Lovita kini sudah bisa tersenyum kembali.

Akhirnya ibu dua anak itu muncul di hadapan media menjelaskan kronologi Persekusi yang diterimanya dari ormas FPI dan kelompok lainnya di Solok, Sumatera Barat.

Perempuan berusia 40 ini menjadi target buruan karena menggunggah pernyataan terhadap pimpinan FPI, Rizieq Shihab di akun facebook-nya.

Semuanya bermula saat dokter yang bekerja di RSUD Solok, Sumatera Barat ini membuat status di facebooknya pada 19 Mei 2017 lalu.

Status ini berbuntut pada diintimidasi yang diterimanya.

Berikut status yang ditulis dr Fiera Lovita di Facebook :

Kalau tidak salah, kenapa kabur? Toh ada 300 pengacara n 7 juta ummat yang siap mendampingimu, jgn run away lg dunj bin"

Kadang fanatisme sudah membuat akal sehat n logika tdk berfungsi lagi, udah zinah, kabur lg, masih dipuja dan dibela

Masih ada yang berkoar2 klo ulama mesumnya kena fitnah, loh..dianya kaburr, mo di tabayyun polisi beserta barbuk ajah gak berani.

Karena status itu, dr Fiera lovita mengaku itu hanya pernyataan keheranannya setelah melihat berita konferensi pers polisi di media massa tentang kebenaran barang bukti kasus chat mesum Firza Husein yang sudah disita polisi.

"Saya hanya menanggapi berita kaburnya seorang habib yang akan dimintai keterangannya oleh polisi di Jakarta dalam kasus chat mesum dan kasus hukum lain yang menimpa habib tersebut. Saya seperti netizen lainnya yang mengemukakan apa yang ada dalam hati dan pikiran saya tanpa ada maksud dan tujuan apapun," ucap dr Fiera Lovita saat memberikan pernyataan pers dampingi Koalisi Anti-Persekusi di YLBHI, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2017).

Setelah membuat postingan di facebook, dr Fiera Lovita lalu mengajak kedua anaknya jalan ke luar rumah sambil makan siang.

Kebetulan saat itu Hari Minggu, dr Fiera Lovita lanjut bermain bersama anaknya di arena permainan anak-anak hingga sore.

Malam harinya, dr Fiera Lovita membuka handpone dan facebook, ternyata banyak kiriman permintan pertemanan yang jumlahnya lebih dari 100 orang.

Bahkan beberapa akun orang lain ada yang sudah mengcapture statusnya dan membagikannya ke Facebook dengan ditambah kata bernada provokatif yang mengajak orang lain untuk membencinya.

"Status saya viral di facebook terutama pengguna Facebook di Sumatera Barat, tempat saya tinggal. Karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, saya segera menutup akun saya," ujar dr Fiera Lovita.

Senin pagi, 22 Mei 2017 dr Fiera Lovita beraktifitas seperti biasa mengantar anak ke sekolah karena sedang ujian lalu berangkat ke RSUD Solok, tempatnya bekerja.

Pukul 09.00, dr Fiera Lovita mendapat telepon dari RSUD Solok yang meminta ia segera menemui Wakil Direktur RSUD Solok, dr Elfahmi.

Saat menghadap Wakil Direktur RSUD Solok, dr Fiera Lovita diberitahu bahwa postingan facebook-nya sudah dicapture orang lain dan dibagikan ke banyak grup facebook dengan ditambah kata provokatif dengan tuduhan dr Fiera lovita telah menghina ulama mereka.

Pihak managemen RSUD Solok lalu meminta dr Fiera Lovita menghapus postingan dan menghilangkan data di profilnya yang menyebut dr Fiera Lovita ‎bekerja di RSUD Solok.

Perintah itu langsung dipenuhi oleh dr Fiera Lovita.

Usai itu, dr Fiera Lovita menjemput anaknya di sekolah dan kembali mendapat telpon dari RSUD Solok menyampaikan ada Intel dari Polsek Solok yang mencarinya.

Anggota Intel Polsek Solok lalu menghampiri dr Fiera Lovita yang berada di toko roti samping rumah sakit. Anggota Intel itu memintanya ikut dengan mereka.

Awalnya mereka meminta untuk ke rumah dr Fiera Lovita namun ditolak.

Lalu anggota Intel meminta membawa dr Fiera Lovita ke Polsek, juga ditolak oleh dr Fiera Lovita. Akhirnya dr Fiera Lovita dibawa ke RSUD Solok bersama dua anaknya yang baru pulang sekolah.

"Di RSUD Solok, tiga Intel ini memperkenalkan diri. Kasat Intel namanya Pak Ridwan, dia memperlihatkan konten facebook dari handphone-nya bahwa ada kelompok yang tidak senang dengan postingan saya dan berencana dengan kelompoknya berniat menggerebek, menangkap saya," tutur dr Fiera Lovina.

Dengan alasan melindungi, Kasat Intel lalu mengintrograsi dr Fiera Lovina dengan menanyakan identitas data diri hingga mengapa membuat postingan itu.

Pada Kasat Intel, dr Fiera Lovina menjawab status itu dibuat secara spontan karena ia melihat berita di media massa soal kasus chat mesum.

Status yang dibuatnya kemudian viral dan ditambah kata provokatif dengan tujuan orang yang ‎membaca menganggap ia sebagai pengina ulama besar.

Padahal menurutnya, status itu normatif tanpa menyebut nama maupun mencantumkan foto seseorang.

"Saya juga ditanya apakah ada pihak lain yang memerintah atau mendorong saya buat status itu, saya jawab tidak ada. Pak Ridwan meminta saya jangan macam-macam dan cukup menjalankan tugas sebagai dokter. Dia meminta saya hati-hati dan segera menghubunginya jika ada hal yang terjadi," beber dr Fiera Lovita.

Selesai diintrograsi, dr Fiera Lovita dan dua anaknya menuju parkiran RSUD Solok untuk kembali ke rumah.

Saat di dalam mobil tiba-tiba saja mobilnya sudah dikelilingi orang berjubah, berjanggut dan berkopiah putih.

Mereka mengetuk jendela mobilnya dan dr Fiera Lovita langsung menghubungi Ridwan selanjutnya mencoba komunikasi dengan sekelompok orang tersebut.

Dalam komunikasi itu, ormas FPI memintanya jangan membuat status seperti itu, mer‎eka juga menuntut dr Fiera Lovita untuk membuat surat pernyataan tulis tangan dikertas, difoto lalu diposting ke akun facebooknya.

"Saya jawab, beri saya waktu satu jam untuk pulang dulu, makan dan sholat. Saya diperbolehkan, belum sempat jalan, kaca mobil saya diketuk dan mereka bilang FPI seluruh Sumatera Barat akan bergerak menemui saya. Saat itu anak saya menangis ketakutan," imbuhnya.

Dalam perjalanan, dr Fiera Lovita mampir ke masjid untuk salat dengan keadaan anaknya masih menangis selanjutnya bergegas pulang.

Di rumah, dr Fiera Lovita dan dua anaknya masih dirundung perasaan takut dan cemas.

Dr Fiera Lovita menghubungi rekan dan koleganya mengenai kondisi saat itu.

Namun semua teman tidak ada yang bisa menolong maupun menemaninya di rumah.

"Setelah saya posting surat pernyataan dan permintaan maaf di facebook. Dalam waktu satu jam laman facebook saya kembali dibongkar mereka. File album pribadi saya berupa foto saya dan anak-anak hingga ‎postingan lama dimunculkan, disebar ke grup facebook. Mereka mengambil foto saya dan mengedit dengan vulgar, tidak senonoh, ditambah kata jorok yang sangat tidak pantas bagi perempuan," kata dr Fiera Lovita.

Bahkan malah mereda dan tenang, postingan permintaan maaf itu semakin membuat situasi tidak terkendali.

Lalu dr Fiera Lovita memutuskan kembali menutup akun facebooknya demi kenyamanan dan keamanan.

Keesokan harinya, Selasa 23 Mei 2017, keluarga kecil ini kembali beraktivitas biasa mengantar anak ke sekolah.

Tiba-tiba, dr Viera Lovina kembali mendapat telepon dari RSUD Solok diminta segera ke rumah sakit.

Sesampainya di RSUD Solok, banyak orang berjubah di halaman RSUD termasuk juga mobil polisi.

Dr Viera Lovita panik dan langsung masuk ke dalam rumah sakit.

Dr Viera Lovita‎ lalu menemui Wakil Direktur Rumah Sakit, dr Elfahmi. Dia diberitahu ada sekelompok pimpinan ormas, termasuk ketua FPI ingin bertemu dengannya.

"Saya diminta patuh kalau tidak ingin ini semua berlanjut. Saya bersedia ikut saran Wakil Direktur. Saya lalu dibawa ke sebuah ruangan. Disana sudah ada Direktur RSUD Solok, drg Epi yang marah besar, melotot dan menujuk saya. Beliau kesah karena saya membawa masalah bagi rumah sakit," tambah dr Fiera Lovita.

Akhinya dr Fiera Lovita dibawa ke ruang pertemuan dengan para petinggi ormas FPI, Kapolsek Solok, Kasat Intel Solok beserta direktur dan jajaran direksi RSUD Solok. Dia diminta menyampaikan permintaan maaf, menyesal dan menyatakan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

Setelah dr Fiera Lovita menyampaikan permintaan maaf secara terbata-bata, lanjut secara bergantian petinggi ormas dan FPI memperkenalkan diri dan menceramahi dirinya.

Dimana pada intinya, mereka tidak terima dengan postingan dr Fiera Lovita.

Dr Fiera Lovita berpikir pertemuan itu membuat semua masalah selesai, ternyata tidak.

Foto pertemuan antara antara ia dangan pimpinan ormas dan lainnya kembali viral dan dia makin dipergunjingkan.

"Malah harinya, masih ada orang berkeliaran di sekitar rumah. Intimidasi berupa telepon masih saya terima. Selain itu ada juga gerombolan orang bermotor lewat depan rumah dan meneriaki saya," tambahnya.

Malamnya, Jumat 26 Mei 2017 sekitar pukul 23.45, Kapolres datang ke rumah namun dr Viera Lovita tidak merespon karena HP miliknya disilent.

Keesokannya, Sabtu 27 Mei‎ 2017, Kapolres kembali ke rumah dr Viera Lovita selanjutnya ia dibawa ke Polres hingga sore hari dan berbuka piasa disana.

Malamnya pukul 22.00 dr Viera Lovita kembali ditelpon Kapolres untuk hadir dalam pertemuan dengan intansi daerah termasuk wali kota, bupati, wakil bupati, wakil masyarakat, RSUD Solok, dan FPI.

Saat itu, dr Viera Lovita menolak hadir karena kelelahan.

Minggu 28 Mei 2017, dr Viera Lovita didatangi tiga pria mengaku dari Kodim. dr Viera Lovita tidak mau menemui karena takut dan curiga.

Ketiga pria itu selama satu jam bertahan di depan rumah ‎dr Viera Lovita kemudian pergi.

Sampai pada akhirnya, dr Viera Lovita memutuskan pindah dari Solok.

Menurutnya itu pilihan terbaik untuk ia dan kedua anaknya yang berumur 8 dan 9,5 tahun. Itu semua atas pertimbangan keselamatan.

"Saya berhasil minta tolong kolega saya di luar Sumatera Barat, tanggal 29 Mei 2017 saya dijemput relawan dari Jakarta. Saya sempat pamit pada petugas keamanan di rumah dan Polsek Solok. Lalu saya dikawal menuju Bandara. Saya didampingi juga oleh Banser," ungkapnya.

Atas serangkaian peristiwa itu, dr Viera Lovita berharap peristiwa yang menimpanya tidak terjadi lagi kepada siapapun.

Menurutnya, negara harus hadir melindungi warga negaranya.

Saat ini, ia belum memutuskan dan apa rencana yang akan dijalani kedepan. Yang pasti ia akan tetap mengabdi untuk masyarakat sebagai seorang dokter dan ingin menghabiskan waktu untuk berlibur bersama anak-anaknya.

"Saya berterimakasih pada semua pihak.‎ Selamat berpuasa, Insya allah puasa kita diterima oleh Allah SWT," tutupnya mengakhiri cerita kronologis Persekusi yang dialaminya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini