Perubahan tulisan tangan, menunjukkan perkembangan karakter penulisnya.
Seperti profil psikologis, tulisan tangan selalu bergerak. Dan dalam kasus ini, kita belajar bahwa orang yang paling keras pun bisa dilunakkan oleh pengalaman yang mengubah hidupnya.
Mudah-mudahan, dia belajar kesalahannya. Dan saat dia, dia akan menjadi orang yang berubah.”
Di kolom komentar, saat menanggapi komentar seorang rekannya, Putro juga menulis:
“Sebagian dari egonya masih di situ. Ukuran tulisannya cenderung masih besar. Mungkin seiring waktu akan mengecil.
Kemiringan tulisannya juga sudah tidak terlalu ke kanan. Ada perubahan dalam cara dia mengekspresikan emosi. Sedikit lebih kontemplatif dibanding dulu
Kadang karakter manusia akan banyak berubah seiring semakin sering dirinya berbincang dengan dirinya sendiri.
Bagi pria yang lebih rendah, kesepian membunuh. Tapi untuk pria yang lebih besar.
Kesepian menumbuhkan karakter mereka.”
Ketika IntisariOnline bertanya tentang kemungkinan Ahok mengulang kesalahannya, pria yang memiliki latar belakang pendidikan Kriminologi di Universitas Indonesia ini mengaku tidak berani menjawab.
“Karena itu jatuhnya probabilitas yang riskan banget untuk ditebak,” ujarnya.
Namun yang jelas, menurut Putro, Ahok sangat menyesal. Hal ini terjadi setelah dirinya lebih banyak berkontemplasi, berbicara dengan dirinya sendiri.
Padahal, pada dasarnya Ahok merupakan sosok yang lebih senang berbicara di depan banyak orang.
Terkait dengan keputusan Ahok untuk membatalkan upaya banding, menurut Putro, hal ini menunjukkan perubahan sikap Ahok yang sebelumnya sangat kompetitif dan ambisius menjadi lebih mau mengalah.