Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Indonesia memiliki kerjasama ekonomi yang sangat baik, dimana pembangunan infrasruktur, transportasi dan pertambangan di Indonesia banyak didukung oleh investor dari China.
Sejalan dengan itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri memprakarsai pertemuan bilateral dengan Vice Minister RRT, Mr. You Jun, disela-sela Konferensi Buruh Internasional Ke-106.
"Investasi Tiongkok belakangan ini semakin besar di Indonesia, maka sudah saatnya kita bekerja sama dibidang ketenagakerjaan," ungkap Menaker Hanif dalam pertemuan Bilateral di Ruang Concordia 2, Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jenewa, Swiss (12/6/2017).
Menaker menambahkan, pihaknya mengundang investor Tiongkok untuk mendirikan dan mengelola lembaga pelatihan vokasi di Indonesia, dimana Instruktur senior untuk lembaga ini dapat didatangkan dari Tiongkok yang sekaligus dapat melatih instruktur lembaga pelatihan Indonesia.
"Kerjasama ini nantinya dalam rangka peningkatan kapasitas Instruktur Balai Latihan Kerja Indonesia melalui lembaga pelatihan maupun perusahaan di Tiongkok," kata Menaker Hanif
Menaker Hanif juga mengusulkan kerja sama dalam bidang pengawasan ketenagakerjaan untuk dua tujuan.
Pertama, untuk meningkatkan kapasitas serta kualitas pengawasan tenaga kerja. Dan kedua, untuk meningkatan kepatuhan perusahaan China dalam penggunaan TKA di Indonesia.
Pemerintah Tiongkok merespon positif permintaan Menaker dan akan menindaklanjutinya kepada Menaker RRT dan Kedubes RRT di Indonesia.
Wakil Menaker RRT mengatakan bahwa isu ketenagakerjaan sangat penting dibicarakan dalam kerangka kerja sama ekonomi dan investasi antara RRT dg Indonesia.
"Saya mengundang Menaker Hanif untuk berkunjung ke RRT guna meningkatkan kerja sama di bidang tenaga kerja," ungkap Wakil Menaker Jun.
Terlebih lagi paska pertemuan tingkat Kepala Negara dalam pertemuan OBOR (One Belt One Road) pada 14-15 Mei di Beijing dimana Presiden Joko Widodo hadir. OBOR adalah inisiatif Tiongkok untuk ekspansi investasi dan commercial di dengan negara-negara Asia termasuk Indonesia.
Menaker Hanif mengharapkan OBOR dapat memberi peluang kerjaama dibidang pelatihan vokasi, pertukaran instruktur pelatihan, serta membangun jejaring pengawas tenaga kerja. (*)