Dilansir dari Warta Kota, pihaknya menduga pelaku telah memata-matai korban sebelumnya.
Mereka sudah memantau korban saat mengambil uang di bank di kawasan Green Garden, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
"Kami mendapatkan informasi bahwa di bank yang bersangkutan ternyata di dalamnya sudah ada mata-mata. Artinya mata-mata ya dari kelompok ini," kata Argo.
Menurut Argo, mata-mata tersebut bertugas untuk mengintai nasabah bank yang mengambil uang dalam jumlah yang besar.
Namun ketika ditanya apakah mata-mata tersebut berasal dari pihak bank, Argo secara tegas menepis hal tersebut.
Argo menduga pelaku yang memata-matai korban berjumlah tiga orang.
"Pokoknya di dalam itu dia melihat orang orang siapa yang mengambil uang sendirian dalam jumlah yang besar, lebih dari satu orang di dalam itu, dia menunggu," katanya.
Pelaku juga ada yang ditugasi untuk memantau situasi di luar bank dan memastikan situasi sebelum melancarkan aksi perampokan.
"Komplotan ini juga ada yang memata-matai di luar bank. Mulai dari parkir, kemudian ada juga nanti yang membuntuti, ada semuanya di situ," jelasnya.
Selain memata-matai, para pelaku juga menggembosi ban mobil milik korban.
Selanjutnya para pelaku membuntuti korban hingga memasuki SPBU untuk menambal ban.
Saat itulah pelaku perampokan menghampiri korban dan merampas tas yang ada di dalam mobil.
Di dalam tas milik korban terdapat uang Rp 350 juta yang baru diambil Davidson dari bank.
Korban sempat mencoba mempertahankan tas miliknya hingga terjadi tarik menarik tas antar keduanya.
Namun, pelaku perampokan langsung menodongkan pistol dan menembak kepala korban.
Usai melancarkan aksinya, pelaku langsung melarikan diri menggunakan sepeda motor.
Meski demikian, pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap pelaku. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)