TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direbut kembalinya kota Mosul, Irak dari kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), tidak akan mempengaruhi banyak kewaspadaan Indonesia menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto.
Ia menyebut Indonesia sudah bersiaga sejak lama.
"Bukan hanya sekarang, bukan hanya jatuhnya Mosul, bukan hanya tergencetnya kekuatan ISIS di Suriah, kita selalu mewaspadai itu," ujarnya kepada wartawan di kantor Menkopolhukam, Jakarta Pusat, Selasa (11/7/2017).
Dikutip dari channelnewsasia.com, Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein, menyebut dengan kekalahan ISIS di Mosul, dan semakin terdesaknya ISIS di Suriah, dikhawatirkan para kombatan ISIS akan memindahkan medan jihad mereka ke tempat lain, termasuk diantaranya ka Asia Tenggara.
Wiranto kepada wartawan menyebut pemerintah Indonesia sudah sejak lama bersiaga, untuk mengantisipasi kemungkinan kembalinya Warga Negara Indonesia (WNI) simpatisan ISIS atau kelompok bersenjata lainnya yang berkonflik di Suriah, ke tanah air.
"Dari awal kita sudah selalu melakukan kewaspadaan yang tingkat tinggi, kewasapadaan yang tota terhadap kemungkinan masuknya Foreign Terorrist Fighter (FTF). Masuknya para militan pejuang ISIS yang berasal dari Indonesia, kembali ke Indonesia," katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggullangan Terorisme (BNPT), menyebut ada ratusan alumni Suriah, yang sudah kembali ke Indonesia.
Ia menyebut para alumni tersebut, sudah diikutkan ke program deradikalisasi. Namun ia tidak bisa menjamin, apakah mereka semua sudah tidak lagi radikal.
Salah satu alumni Suriah yang sudah melakukan teror di Tanah Air adalah Syawaluddin Pakpahan. Ia adalah salah satu pelaku teror penyerangan Mapolda Sumatera Utara. Diketahui pria asal Sumatera Utara itu, sempat lima bulan di Suriah, bergabung dengan Free Syrian Army (FSA).