News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dua Makna Konsolidasi di Balik Pertemuan SBY dan Prabowo

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan usai mengadakan pertemuan di Kediaman Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7/2017) malam. Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi serta membahas berbagai permasalahan politik dan kedua partai sepakat bekerja sama tanpa koalisi. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Kamis malam, merupakan konsolidasi kubu oposisi untuk menempuh upaya akhir guna membatalkan secara hukum ketentuan ambang batas presiden melalui MK.

Demikian menurut Pengamat Politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan kepada Tribunnews.com, Jumat (28/7/2017).

Utang Pemerintah Naik Rp 1.097,74 Triliun, Thomas Lembong: Yang Mengkritik Itu Konyol https://t.co/aOUXkuEJt1 via @tribunnews

— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 28, 2017


Pasalnya adanya ambang batas pencalonan presiden, telah membuat polarisasi atau pembelahan yang lebih tajam antara kubu Presiden Joko Widodo (Jokow)i yang pro-ambang batas dan kubu oposisi yang kontra.

"Ini konsolidasi kubu oposisi atau non pemerintah untuk menempuh upaya akhir guna membatalkan secara hukum ketentuan ambang batas presiden melalui MK," ujar Djayadi Hanan.

Dia melihat kedua partai akan melakukan konsolidasi dengan semua individu dan kelompok masyarakat yang mungkin mengajukan judicial review terhadap UU Pemilu.

"Ini juga merupakan respon dari kubu oposisi terhadap konsolidasi yang telah dilakukan kubu koalisi Jokowi tidak lama setelah UU pemilu disahkan DPR," jelasnya.

Makna kedua terkait pertemuan tersebut adalah upaya penjajakan awal dari Gerindra dan Demokrat bila memang ketentuan ambang batas pencalonan presiden tidak dibatalkan MK.

Karena imbuhnya, Gerindra, Demokrat, dan PKS memang tidak banyak punya pilihan kecuali berkoalisi untuk menghadapi Jokowi di pilpres 2019.

"Partai partai pendukung Jokowi untuk sementara ini terlihat belum ada perubahan sikap, sehingga sulit untuk memunculkan lebih dari satu pasang penantang," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini