Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi menjelaskan proses pembuatan sketsa wajah terduga pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan.
Polisi telah mempublikasikan satu sketsa wajah terduga pelaku.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono memaparkan proses pembuatan sketsa tersebut.
Argo menerangkan, sketsa wajah dibuat berdasarkan keterangan seorang saksi yang melihat pria tidak dikenal duduk di atas motor dekat jembatan kediaman Novel Baswedan.
Baca: Jokowi Perintahkan Kapolri Segera Ungkap Kasus Penyiraman Air Keras Novel Baswedan
Saksi itu juga mengatakan, ada seorang pria mencurigakan di depan Masjid Al-Ihsan, 15 menit sebelum Novel disiram dengan cairan yang mengandung asam sulfat di wajahnya.
"Saksi itu, kita tanya kembali seperti apa ciri-cirinya," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (1/8/2017).
Polisi menginterogasi saksi, dengan menanyakan ciri-ciri seperti rambut, bentuk muka, alis, telinga, hidung, dan bibir.
Setelah itu, ucap Argo, penyidik membuat sketsa wajah.
"Setelah kita sketsa, kita tanyakan kembali kepada saksi itu, kira-kira ada yang kurang tidak ini?" kata Argo.
Baca: KPK Tunggu Perkembangan Hasil Pertemuan Kapolri dan Presiden
Begitu sketsa wajah mendekati seperti yang dipaparkan saksi, kata Argo, penyidik mengirimkannya ke Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri untuk menyempurnakan sketsa wajah.
"Kemudian, setelah itu terbentuk sketsa, kita kirim ke Inafis, kita gunakan komputer, akhirnya jadi yang kemarin itu," ucap Argo.
Argo mengatakan, ada tiga sketsa wajah yang sedang dibuat polisi.
Tiga sketsa itu, berdasarkan keterangan saksi-saksi.
Hingga kini, baru dua yang sudah jadi.
Setelah ketiganya selesai, polisi akan menyebarkannya kepada masyarakat.
"Kita tanyakan nanti kepada masyarakat melihat tidak kira-kira, orang seperti ini. Nanti kalau ada, ya kita amankan. Nanti kita tanya, alibinya seperti apa, kenapa ada di situ," ujar Argo.
Argo menerangkan, demi mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap Novel, penyidik telah memintai keterangan 50 saksi lebih.
Kemudian mengamankan 50 rekaman CCTV, dan memeriksa 100-an toko kimia.
Terakhir, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mempublikasikan satu sketsa.
Tito menerangkan, sketsa berhasil dibuat 29 Juli 2017.
Didapat setelah memintai keterangan seorang saksi.
Penyidik Polri menggandeng kepolisian dari Australia untuk menyelesaikan sketsa.
Di mana saksi, pada saat kejadian penyerangan, melihat orang mencurigakan berdiri tidak jauh dari tempat Novel salat subuh.
Terduga pelaku memiliki ciri-ciri tinggi badan 170 sentimeter, kulit hitam, rambut keriting, dan berbadan ramping.
Sampai saat ini, tepatnya 112 hari pasca kejadian, polisi belum mampu mengungkap kasus.
Kini, Novel pun masih dirawat di Singapura.