Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat membuat para pengedar narkoba melihat Indonesia sebagai pasar yang potensial.
"Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, jumlah penduduk banyak, pendapatan per kapita meningkat, kelas menengah meningkat, urbanisasi meningkat, maka tingkat destinasi dianggap sebagai pasar yang besar itu luar biasa," ujar Sri Mulyani di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa (1/8/2017).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan bahwa Indonesia juga mengalami penambahan jumlah penduduk yang sangat pesat. Hal ini yang membuat Indonesia diincar oleh bandar narkoba.
"Indonesia adalah 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia, di ASEAN size ekonomi kita paling besar. Kalau dilihat dari jumlah populasi meningkat sangat banyak. Jadi ini merupakan target pasar yang sangat-sangat menggiurkan," tambah Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga berterima kasih atas kerja sama antara pihak kepolisian dengan pihaknya melalui bea cukai.
"Jadi perlu kerja sama yang baik dengan jajaran Polri, BNN dengan kami. Ini suatu keharusan untuk menjaga Republik Indonesia," tambah Sri Mulyani.
Seperti diketahui dalam sebulan terakhir pihak kepolisian mampu menggagalkan peredaran narkoba bernilai tinggi.
Pada 13 Juli lalu, tim gabungan dari Polda Metro Jaya menggagalkan penyelundupan satu ton sabu di Pantai Anyer, Serang, Banten. Sabu tersebut bernilai hingga 1,5 triliun.
Sementara pada 21 Juli lalu Bareskrim Polri menggagalkan peredaran 1,2 juta butir ekstasi dari Belanda. Narkoba tersebut bernilai Rp 600 miliar.