TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang pelajar di Sukabumi meregang nyawa pada Selasa (8/8/2017).
Kepergian bocah kelas dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) Longkewang, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi tersebut mengejutkan banyak pihak.
Pasalnya, ia diduga meninggal dunia usai bertengkar dengan teman di sekolah.
Lebih lanjut, sejumlah fakta soal kejadian ini pun terkuak.
Dihimpun Tribunwow.com, berikut ulasannya:
1. Kronologi kejadian
Dikatakan Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus kepada Tribun Jabar
Adapun, runtutan cerita bocah tersebut diketahui meninggal bermula saat Saepul berpapasan dengan Deri, teman sekelasnya.
Tak berselang lama, Deri kemudian mengadu pada pihak sekolah.
Dalam kondisi menangis, bocah tersebut mengatakan telah berkelahi dengan Saepul.
Baca: Ironis! 4 Fakta Terbongkarnya Kasus Pembuatan Sertifikasi Palsu yang Libatkan 300 Oknum Guru
Sementara itu, saat dilihat dalam kelas, Saepul ternyata sudah dalam keadaan tak sadarkan diri.
Korban kemudian dibawa ke Puskesmas Cicantayan.
Namun sayang, nyawa bocah tersebut tak bisa tertolong.
Jasad Saepul kemudian diotopsi di Rumah Sakit Sekarwangi, Kecamatan Cibadak.
2. Korban dibully dan dianiaya
Kisah Saepul yang meregang nyawa ini pun tersebar luas di media sosial.
warganet pengguna akun Facebook Ambbu Abbi pun angkat bicara terkait insiden tersebut.
Pada postingannya, Ambbu menceritakan kronologi meninggalnya Saepul.
Tak cuma itu, dalam postingannya, warganet ini bahkan mengungkap cerita amat pilu di balik kejadian tersebut.
Baca: Kegiatan Ahok Selama Ditahan di Mako Brimob, Dapat Kerja Lapangan
Pasalnya, dalam keterangan tersebut, Ambbu mengatakan korban mendapat tindak perundungan dan penganiayaan hingga berujung kematian.
"Tak hanya dipukuli, telinga SR disumbat menggunakan keripik, dan disiram dengan minuman ringan," tulis keterangan tersebut.
3. Tuai kecaman
Berkaitan dengan hal ini, banyak warganet yang lantas menyatakan protes keras.
Mayoritas dari mereka pun menyesalkan aksi tersebut.
Dwi Didik: "Anak SD kelakuan kok sampai kayak gitu.. miris banget."
Abdul Rahman: "Hukum mati aja yang membunuh."
Deni Ssi Unyeng Unyeng: Hukum mati juga .mumpung masih kecil.... klow gak di bukum mati, dewasa nanti malah jadi brandalan itu anak... udah hukum mati aja."
4. Kasus ditangani pihak kepolisian
Informasi terakhir menyebut pihak kepolisian masih berusaha mengungkap kasus ini.
Kini kasus perundungan berunjung kematian yang menimpa murid kelas II Sekolah Dasar ini ditangani pihak Polsek Cibadak. (Tribunwow.com/Dhika Intan)