News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengamat: Sekjen PBNU Sebaiknya Minta Maaf Bukan Malah Terus Berkelit

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini (kiri) dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Sekjen PBNU A. Helmy Faishal Zaini bahwa video unjuk rasa santri yang berteriak "bunuh menteri" hoax disesalkan.

Apalagi dia menyebut ada yang berusaha menyudutkan NU lewat video tersebut.

Menurut pengamat politik dari Point Indonesia, Arif Nurul Imam, mengungkapkan respons Sekjen PBNU tak akan meredam kontroversi aksi unjuk rasa santri tersebut.

Malah akan semakin berkepanjangan.

"Kalau video itu benar, lebih baik mengakui dan minta maaf saja. Kalau berkelit terus justru tak menyelesaikan persoalan," katanya saat dihubungi, Selasa (15/8/2017).

Apalagi kata dia, Ketua Umum PBNU sudah membenarkan bahwa yang demo itu adalah santri NU.

Said Aqil mengakui tidak mungkin mengontrol setiap santri.

Sebelumnya, Helmy Faishal mengungkapkan video unjuk rasa santri yang berteriak "bunuh menteri" tersebut hoax alias sebagai berita palsu.

Video tersebut disebar untuk menyudutkan NU.

"Berita tersebut memiliki agenda ingin menyudutkan NU. Kami telah melakukan klarifikasi dan menerima laporan bahwa kejadian yang dikira terjadi di Purbalingga, padahal terjadi di Lumajang tersebut, murni merupakan perbuatan oknum yang sengaja memprovokasi massa aksi," tandasnya

Sementara itu, Said Aqil membenarkan para santri tersebut adalah santri NU.

"Ya itu kan anak-anak masa iya mau dikontrol satu-satu ya enggak bisa. Tapi kita sudah berikan pengarahan," katanya.

Dia menambahkan para santri demo sambil membawa bendera NU lantaran merasa tergusur dengan adanya full day school.

"Karena yang akan tergusur itu kebanyakan madrasah yang dikelola oleh NU jumlahnya itu 76 ribu di Indonesia ini," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini