TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terungkapnya kasus grup penyebar berita bohong dan ujaran kebencian bernama Saracen menandakan di tengah masyarakat ada sekelompok orang yang menjadikan cara ini sebagai lahan meraup pundi-pundi uang.
Masyarakat pun dengan mudah terserap konten berita bohong itu.
Baca: Ada 800 Ribu Akun terkait Kelompok Saracen, Ini Penampakan Wajah Ketua dan Pengurusnya
Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar, Ace Hasan Syadzily menyebut, masih ada komplotan lain selain Saracen.
Ace Hasan Syadzily juga menceritakan pengalamannya pernah ditawari oleh pihak tertentu untuk melemahkan seseorang dengan sasarannya di media sosial.
Ace Hasan Syadzily juga berharap pemerintah dapat memberikan edukasi lebih pada masyarakat, terkait berita bohong atau hoax.
Baca: Ini Pengakuan Jasriadi, Tersangka Otak Penyebar Ujaran Kebencian dan Hoax Saracen
Nada serupa juga diutarakan pengamat politik dan sosial, Rocky Gerung yang menilai pemerintah harus benar-benar serius mendidik masyarakat, terkait bahaya penyebaran berita bohong.
Menurut polisi, harga untuk setiap kontrak jasa penyebaran informasi Rp 75 hingga 100 juta per proposal.
Konten akan diunggah bila pemesan sudah melakukan pembayaran.
Baca: Ada Nama Eggi Sudjana di Jajaran Pengurus, Begini Cara Kerja Komplotan Saracen
Selain meningkatkan literasi masyarakat, pemerintah lewat kepolisian juga diharapkan terus menindak tegas pihak-pihak yang memanfaatkan pemberitaan palsu ini.
Baca: Namanya Ada di Susunan Pengurus Saracen, Eggi Sudjana Keberatan Dipanggil Polisi
Mengetahui ada sanksi pidana bagi penyebar berita bohong, sebaiknya Anda lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi.
Apalagi jika Anda tidak tahu kebenaran dari informasi itu.
Selengkapnya, termasuk cerita anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar, Ace Hasan Syadzily, komentar dari pengamat politik dan sosial, Rocky Gerung, cara kerja komplotan Saracen, serta tips mengatasi berita hoax, simak tayangan video di atas. (*)
>