TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jutaan Jemaah haji hari ini, kamis (31/8/2017) atau 9 Zulhijah 1438 H melakukan wukuf di Arafah, Mekkah Arab Saudi.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang juga Amirul Hajj Indonesia memberikan pesan khusus kepada jemaah haji Indonesia terkait pelaksanaan puncak ibadah haji, wukuf di Arafah.
Menurut Menag, ada dua ciri haji mabrur, yaitu: ith’am ath-tha’am dan ifsa’us-salam, memberi makan dan menebarkan salam. Memberi makan merupakan simbol kepedulian sosial.
Sebab agama hadir untuk kepentingan sosial, tidak semata individual. Kepedulian adalah ciri kemabruran.
Ciri kemabruran kedua adalah menebarkan salam. Menag mengatakan, salam merupakan simbol menebar perdamaian.
Menag berharap sekembalinya di Tanah Air, Jemaah haji mendapat haji mabrur, semakin meningkat kepedulian sosial dan menjadi duta penebar kedamaian di lingkungan masing-masing. Jemaah haji, wujudkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Semoga semua lancar wukufnya, karena tidak ada keinginan setiap jemaah selain mendapatkan kemabruran,” ujar Menag dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, Kamis (31/8/2017).
Lebih lanjut Menag mengatakan pula Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang terdiri dari sejumlah Kementerian/ Lembaga/TNI Polri/ Instansi terkait ini, siap mengantarkan jemaah Haji Indonesia melaksanakan rukun dan wajib haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina).
Baca: Wakil Ketua DPR Minta Kunker ke Luar Negeri Berdasarkan Kedisiplinan Hadir Rapat
Setelah wukuf, kamis malam akan bergerak ke Muzdalifah dan selanjutnya tengah malam menuju ke Mina.
Hingga saat ini, Indonesia menjadi negara pengirim jemaah haji terbanyak dunia yaitu 221.000 jemaah.
Sedangkan 4 Negara dengan jemaah haji terbanyak lainnya adalah Pakistan 179.000 jemaah, India 170.000 jemaah. Selanjutnya adalah Bangladesh 128.000 jemaah dan Nigeria 95.000 jemaah.
Fakta lain yang membanggakan, meski Indonesia dengan negara jumlah jemaah terbanyak tapi Jemaah haji Indonesia terkenal tertib , rapi, dan sopan.
Menag juga menegaskan demi keselamatan dan ketertiban , jemaah harus mematuhi aturan melontar jumrah.
Pasalnya di tengah kepadatan Mina dan untuk mengatur pergerakan jemaah ke lokasi lontar jumrah (jamarat), Pemerintah Arab Saudi telah membuat jadwal larangan melontar jumrah.
"Jemaah sebelum berangkat ke jamarat, harus memperhatikan sinyal lampu, merah atau hijau," kata Menag
Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, dr. Eka Jusup Singka mengatakan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah siap melayani jemaah di Arafah dan Mina.
Semua petugas kesehatan dapat menjalankan tugasnya secara terintegrasi dan tersistem dalam satu kesatuan komando Armina.
Selain itu, juga telah disiapkan layanan kesehatan mobile melalui pos pos pelayanan kesehatan yang ada di Arafah, Musdalifah dan Mina.
Pelayanan kesehatan ini melibatkan tenaga kesehatan yang terhimpun dalam Tim Promotif-Preventif, Tim Gerak Cepat dan Tim Kuratif-Rehabilitatif.
Hingga tanggal 29 Agustus, jumlah data jemaah haji yang meninggal dunia sejak dari embarkasi dan Saudi Arabia berjumlah 165 orang.
Sedangkan untuk jemaah yang sakit akan disafari wukufkan. Para jemaah akan diberangkatkan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia Daker Makkah menuju Arafah menggunakan ambulans.
"Mereka akan berada di Arafah beberapa menit kemudian akan dipulangkan kembali ke KKHI Makkah," katanya.