Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Koordinator Bidang Polhukam DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai, menyesalkan sikap DPP partai berlambang pohon beringin itu, atas pemecatan koordinator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia dari keanggotaan partai.
Menurutnya, masa lalu Partai Golkar telah mewariskan sejarah bahwa pemecatan tidak pernah membuat partai tersebut berjaya.
"Sebaliknya, sejak era kepemimpinan Akbar Tanjung dan Aburizal Bakrie, aksi pecat-memecat justru membuat Partai Golkar semakin terpuruk," kata Yorrys lewat pesan singkat yang diterima hari ini, Minggu (3/9/2017).
Dirinya menyebutkan, perilaku tersebut menunjukkan Partai Golkar kembali mempraktikkan tabiat masa lalunya.
"Sebuah tradisi yang telah usang di era politik modern. Atas dasar itu, dengan kondisi dan situasi internal politik saat ini, rasa-rasanya kejayaan Partai Golkar hanya menyisakan harapan yang jauh dari kenyataan," katanya.
Dirinya menilai, geliat kritisisme kader muda tidak terlepas dengan kondisi kepartaian yang cenderung abai, buta dan tuli dengan kenyataan yang menderanya.
"Di balik diamnya mayoritas kader Partai Golkar yang sejatinya bersuara merespons kondisi partainya, kita sepatutnya berterima kasih kepada sekumpulan kader muda yang lepas dari berbagai kepentingan elitis, senantiasa menyuarakan idealismenya, meski memekakkan telinga sebagian pihak," kata Yorrys.
Yorrys mengaku tidak mengerti apa yang ada dibenak para elit Partai Golkar saat ini.
"Kita patut mengurut dada, namun inilah kenyataan yang dihadapi oleh Partai Golkar. Dengan segelintir elit yang menutup mata dan telinga akan suara rakyat, tindakan sewenang-wenang berupa pemecatan ini sama sekali tidak mencerminkan Partai Golkar dengan 'paradigma Golkar baru' yang diusungnya," katanya.
Yorrys juga menyindir Ketua Umum Golkar Setya Novanto yang menyandang status tersangka korupsin namun pimpinan Partai Golkar sama sekali bergeming.
"Apakah mereka lebih bersikap disiplin dibandingkan kader muda tersebut?" Katanya.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, pemecatan Doli bukan tanpa alasan dan proses. Selama ini, partai sudah memperhatikan Doli dan dia dinilai tidak lagi bertindak sesuai aturan.
"Semestinya hal itu tidak perlu terjadi karena justru adanya pertemuan itu dilakukan dalam momentum promosi Doktor Saudara Adies Kadier," kata Idrus.
Idrus menjelaskan, DPP Golkar sudah memberikan peringatan kepada Doli. Namun, yang bersangkutan tidak mengindahkan.
"Bahkan masih tetap demo-demo baik di MA, KY, bahkan KPK," kata Idrus Marham.
Doli Kurnia kecewa dengan sikap sejumlah kader Partai Golkar yang masih mendukung Setya Novanto meski sudah berstatus tersangka kasus dugaan korupsi e-ktp.
Doli dan kawan-kawannya menuntut Setya Novanto untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar.
Tak mau mundurnya Setya Novanto, dianggap Doli akan menurunkan elektabilitas partai Golkar di mata masyarakat, karena masih mendukung seorang tersangka kasus korupsi.