News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tragedi Kemanusiaan Rohingya

Fadli Zon: Indonesia Harus Ambil Langkah Nyata Soal Pembantaian Rohingya

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/8/2017).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, dirinya prihatin dengan insiden kekerasan dan pembunuhan kepada etnis Muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

Untuk itu dirinya mendorong supaya pemerintah Indonesia mengambil tindakan yang lebih konkret untuk membantu etnis Rohingya.

"Harusnya Indonesia yang merupakan leader di ASEAN, bisa mengambil langkah-langkah yang lebih nyata dan jitu. Jadi kritik kepada pemerintah adalah karena dianggap lambat dalam memberikan suatu statement," kata Fadli kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/9/2017).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini juga menilai, peran Indonesia dalam membantu etnis Rohingya masih sangat minim dan lambat.

Dirinya mengatakan, bantuan dari Indonesia masih kalah dari masyarakat sipil Myanmar seperti membangun Rumah Sakit atau sekolah.

"Jadi kritik kepada pemerintah adalah karena dianggap lambat dalam memberikan suatu statement. Kemudian bantuan-bantuan juga masih relatif masih normatif belum menunjukkan gesture sebagai negara besar di kawasan Asia Tenggara termasuk juga negara muslim terbesar, tidak hanya di kawasan Asia tenggara tapi juga di dunia," kata Fadli.

Baca: Sektor Perhubungan Punya Peran Sangat Strategis dalam Kehidupan Berbangsa

Tak cuma itu, Fadli juga mengkritik peran National Security Adviser Myanmar, Aung San Suu Kyi yang tidak mampu menyelesaikan konflik di negaranya. Padahal, Suu Kyi pernah mendapat penghargaan nobel perdamaian pada 1991.

"Tetapi kalau kita melihat bahwa tindakan yang ditunjukan Suu Kyi ini tidak menunjukkan bahwa dia adalah orang yang bisa mencegah terjadinya kekerasan dan pembantaian di wilayahnya sendiri," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini