TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyampaikan dorongan untuk Palestina meraih kemerdekaan.
Retno Marsudi mengingatkan tahun 2017 merupakan tahun ke 50 pendudukan Israel di Palestina yang telah berlangsung sejak 1967 dan tonggak kegagalan masyarakat internasional untuk mengakhirinya.
“Palestina ada di jantung politik luar negeri Indonesia dan disetiap nafas diplomasi Indonesia,” tutur Retno dalam keterangan tertulis, Rabu (20/9/2017).
Baca: Ini Empat Fakta Lelang Mobil Sitaan KPK, Persyaratan Sampai Harga Murah
Pertemuan Tingkat Menteri Gerakan Non Blok (GNB) Komite Palestina yang bertema 50 Tahun Okupasi Israel di Palestina kali ini dilakukan di New York, disela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-72.
Menteri Retno juga menyerukan agar GNB dapat mendorong masyarakat internasional untuk mengakhiri pendudukan Israel dan ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Palestina.
“Gerakan Non-Blok memiliki kewajiban sejarah, politis dan moral untuk mendukung kemerdekaan Palestina, menghentikan pendudukan Israel dan penderitaan bangsa Palestina,” sambung Retno.
Baca: Ini Fakta-fakta Genjer, Sayurnya Kaya Gizi, Lagunya Identik dengan PKI
Retno juga berharap agar anggota GNB mengambil langkah konstruktif agar mencapai solusi yang adil, abadi, dan komprehensif serta damai untuk Palestina.
“Saya optimis bahwa two-state solution dimana kedua negara, Palestina dan Israel, hidup berdampingan secara aman dan damai, tetap dapat dicapai,” tutur Menlu Retno.
Indonesia berpartisipasi aktif dalam pembahasan isu Palestina yang dilakukan melalui Komite Palestina GNB yang dibentuk pada KTT GNB ke-7 tahun 1983.
Usulan Indonesia atas kemerdekaan Palestina dari Israel
Menlu RI mengusulkan 4 langkah yang dapat di tempuh anggota GNB untuk mendukung proses kemerdekaan Palestina.
Pertama, Menlu RI mengajak GNB memperkuat upaya bersama untuk meningkatan status Palestina di tingkat internasional, termasuk menjadikan Palestina sebagai anggota penuh PBB.