TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ratusan mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Komite Aksi Mahasiswa Pemuda untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) akan kembali melakukan unjuk rasa “Aksi Penyelamatan Aset Bangsa” di depan Kantor Telkom Indonesia, Jakarta, pada Selasa depan.
Massa meminta Bareskrim Mabes Polri untuk melakukan audit forensik terhadap sistem IT PT Telkom Indonesia terkait dugaan pemindahan atau migrasi ilegal 3,5 juta data pelanggan PT Telkom Indonesia sehingga berpotensi menimbulkan kerugian negara Rp 1,2 triliun.
Ketua Presidium Kamerad Haris Pertama meminta polisi memeriksa dugaan kecurangan bisnis pada saat pelaksanaan proyek pengadaan Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) yang hingga saat ini masih menyisakan tunggakan hutang PT. Telkom kepada PT Micronics senilai Rp 167 milyar serta berpotensi merugikan negara ratusan
miliar rupiah.
Haris pun menjelaskan tabir dugaan tindak pidana korupsi dan buruknya kinerja manajemen PT. Telkom Indonesia yang merupakan salah satu aset BUMN tertua milik bangsa Indonesia tersebut.
Dia menduga ada kejanggalan saat PT Telkom menjadi pemenang tender proyek Pengadaan Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) di Kemenkominfo pada tahun 2010.
“Aneh ketika pengadaan armada kendaraan MPLIK yang menjadi tanggungan PT. Geosys Alexindo gagal dilaksanakan dengan dalih tidak mendapatkan kepercayaan sebagai penerima pinjaman pembiayaan,” sebutnya.