News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Jokowi Resmikan Ruas Tol Bawen-Salatiga Sepanjang 17,6 Km

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Ferdinand Waskita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo memperlihatkan kartu E-Toll Card dari balik kaca mobilnya usai meninjau rencana pembangunan jalan tol Trans Jawa di Gerbang Tol Salatiga, Senin (25/9/2017). Pada kesempatan tersebut, Jokowi meresmikan jalan tol Semarang - Solo seksi III Bawen - Salatiga yang memiliki panjang 17,5 kilometer. (TRIBUN JATENG/SUHARNO)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo hari ini, Senin, 25 September 2017, meresmikan jalan tol Semarang-Solo seksi III ruas Bawen-Salatiga sepanjang 17,6 km.

Peresmian tersebut menambah daftar panjang jalan tol yang telah berhasil dibangun oleh pemerintah.

"Dengan mengucap bismillahirohmanirohim, saya resmikan seksi III Bawen-Salatiga jalan tol Semarang-Solo," ucap Presiden Jokowi dalam keterangan tertulis, Senin (25/9/2017).

Sedikit mengingat ke belakang, tiga tahun lalu Jokowi mendapatkan informasi dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bahwa jalan tol di seluruh Indonesia saat itu hanya 780 kilometer.

Baca: Mendagri Apresiasi Kinerja KPK Bongkar Praktek Korupsi Kepala Daerah

Ia pun langsung berdiskusi dengan jajaran terkait mengenai target lima tahun ke depan.

"Saya ingat saat itu tiga tahun yang lalu saya sampaikan ke Menteri PU yang terkait juga dengan Menteri BUMN, saya hitung lima tahun target kita sementara 1.200 (km). Itu lima tahun ya,” ungkapnya.

Target tersebut bukanlah tanpa alasan, karena Presiden telah menelusuri penyebab lambatnya pembangunan jalan tol selama ini, yakni pembebasan lahan.

“Sekarang kunci itu sudah kita lihat. Kuncinya sudah ketemu. Kalau konstruksi, ternyata kita tidak kalah, asal tanahnya sudah bebas,” ujar Jokowi.

Jokowi pun meyakini jika masalah utama pembangunan jalan tol sudah teratasi, maka target 1.800 kilometer pada tahun 2019 bukan hanya sebatas impian.

“Tadi saya tanya bisik-bisik ‘Pak Menteri perkiraan 2019 dapat tambahan berapa kilo (meter)?’ Tadi dihitung dapatnya kurang lebih nanti 1.800 kilometer. Artinya sebetulnya kita ngebut itu juga bisa,” ucapnya.

Bawen-Salatiga Dibangun Konsorsium

Dalam sambutannya, Kepala Negara mengapresiasi pihak-pihak terkait yang telah membantu pemerintah mewujudkan proyek infrastruktur tersebut.

Di antaranya PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Astra Infra, dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah.

Ia pun berharap, kerja sama serupa akan terus dilanjutkan di proyek-proyek infrastruktur lainnya.

"Di mana-mana kita harapkan seperti itu. Gabungan pemerintah daerah, pemerintah pusat, BUMN, swasta, semuanya gabung," ungkapnya.

Apalagi pemerintah juga menargetkan sejumlah proyek infrastruktur di Tanah Air rampung pada akhir tahun 2018 mendatang.

Baca: Jonru Ginting Tak Penuhi Panggilan Penyidik Polda Metro Jaya

"Kita perkirakan insyaallah nanti untuk jalan Tol Transjawa yang sudah bertahun-tahun, di sini jalan, di sini berhenti, kita harapkan 2018 akhir itu dari Jakarta sudah akan tembus sampai Surabaya sampai Probolinggo," ujar Presiden.

Sedangkan untuk ruas tol dari ujung barat Banten sampai Banyuwangi ditargetkan akan terhubung pada tahun 2019.

“Tegas-tegasan saja 2019. Janji. Yang janji bukan saya tapi dua menteri. Nagihnya ke saya bisa, tapi nanti saya nagih ke menteri PU, menteri BUMN kapan? Saya kejar terus tiap hari,” tutur Presiden.

Target-target tersebut terus dikejar oleh pemerintah mengingat pentingnya pembangunan infrastruktur guna berkompetisi dengan negara lain.

"Dengan infrastruktur seperti itu, kita bersaing dengan negara lain, competitiveness kita menjadi semakin kuat," tutur Presiden.

Selain itu, pembangunan infrastruktur juga bertujuan untuk mempercepat mobilitas orang dan barang serta menurunkan harga komoditas di Tanah Air.

"Tujuannya ke sana, mobilitas orang, mobilitas barang lebih cepat akhirnya harga akan jatuh lebih murah," ucap Presiden.

Oleh sebab itu, Presiden meminta seluruh jajarannya untuk terus berinovasi guna mewujudkan target program infrastruktur pemerintah. Utamanya di bidang pembiayaan, seperti dalam mencari equity, modal kerja, hingga modal investasi.

"Jangan hanya tergantung pada simpanan bank. Bisa berpartneran. Bisa menjual obligasi. Bisa limited concession scheme. Semuanya banyak sekali bisa dilakukan," kata Presiden.

Di samping itu, Presiden menyatakan saat ini bukanlah zamannya lagi untuk memiliki dan menyimpan aset yang telah selesai dibangun. Presiden juga telah meminta Menteri BUMN agar BUMN melakukan sekuritisasi aset.

“Kalau barangnya jadi, tol-nya jadi segera dijual, tapi tidak dijual langsung. Dijual 20 tahun, dapat uang bangun lagi di tempat lain. Tidak perlu memiliki tetapi bisa memanfaatkan, tetapi tetap milik kita. Barangnya juga di situ kok. Tetap milik pemerintah Republik Indonesia," kata Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam acara tersebut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Agraria danTata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini