TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto masih lebih tinggi dibandingkan Joko Widodo.
Jika Pemilihan Presiden (Pilpres) digelar hari ini, Andre meyakin Prabowo Subianto akan melenggang sebagai pemenangnya.
"Faktanya seperti itu, jika pemilihan presiden digelar hari ini, Insya Allah Prabowo Subianto yang menang," terang Andre kepada wartawan, Senin (9/10).
Andre menekankan demikian menanggapi rilis survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), dimana hasilnya Presiden Joko Widodo unggul telak atas Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Survei mengambil sampel 1.220 digelar 3-10 September 2017. Dengan metode multistage random samplingdan margin of error survei sebesar +/- 3,1 persen.
Baca: Fadli Zon: Prabowo Belum Keliling Kampanye Karena Tak Ingin Ganggu Pemerintahan Jokowi
Jokowi meraih hasil 38,9 persen, disusul Prabowo dengan persentase 12,0 persen.
Dengan kata lain, bila Pilpres diadakan sekarang, Jokowi mendapat dukungan terbanyak. Jokowi juga unggul dari hasil pertanyaan semi terbuka dengan perolehan 45,6 persen dan Prabowo 18,7 persen.
Menurut Andre, Partai Gerindra secara berkala melakukan survei internal. Hasilnya, Prabowo unggul atas Jokowi.
Bahkan, kecenderungannya suara Prabowo terus naik sementara suara Jokowi turun terus.
"Kami Gerindra optimis Prabowo menang, kami optimis Prabowo menang di pilpres karena kami punya survei internal yang dilakukan secara berkala," ucapnya.
Terkait hasil survei SMRC ini, Andre menyebutnya sebagai bentuk pesanan. Sebab berkaca pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta lalu, SMRC juga terlihat tidak obyektif dengan menempatkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diatas Anies Baswedan.
Prosentase yang disebutkan dalam survei terakhirnya jelang Pilkada DKI, bahkan hanya mencatat Anies unggul satu persen atas Ahok. Padahal selisihnya pada hari-H sangat besar, Anies unggul jauh atas Ahok.
"SMRC ini kan pendukungnya Ahok, pendukungnya Jokowi. Ahok itu kan merepresentasikan Jokowi di DKI. Di tingkat nasional sekarang mirip seperti itu, padahal Prabowo masih unggul atas Jokowi," jelas Andre.
"Gerindra tidak ambil pusing dengan survei-survei pesanan, survei hanya untuk menggiring opini publik. Masyarakat sudah tahu, sudah cerdas, sekarang semua serba susah, daya beli masyarakat lemah, masak masyarakat masih mau milih Jokowi," lanjutnya.