TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para petani asal Lamongan Jawa Timur yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) menyambangi gedung DPR RI.
Tujuan mereka mengadukan sejumlah permasalahan diantaranya yakni terkait kebijakan pertanian, perkebunan, perikanan dan Tarif Dasar Listik (TDL).
Dalam kesempatan tersebut, para petani asal Lamongan itu diterima sejumlah anggota DPR RI diantaranya Wakil Ketua Komisi IV Viva Yoga Mauladi, Anggota Komisi VII Harry Poernomo, Anggota Komisi VII Endro Hermono, Anggota Komisi VI Khilmi dan Bambang Haryo Soekartono.
Baca: Sekelumit Cerita dan Mimpi Kuncen Petilasan Embah Dalem Bogor
"Kita menanggapi keluhan-keluhan itu dan akan menyampaikan ke pemerintah lewat parlemen (DPR, Komisi) yang membidangi. Kayak saya ini masalah gula di komisi VI ke kemendag," ujar Anggota Komisi VI dari Fraksi Gerindra, Khilmi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/10/2017).
Khilmi memaparkan harga Gula yang ditetapkan menteri perdagangan sebesar Rp 9700 dari petani dinilai memberatkan. Menurut Khilmi antara acuan riil dengan Impor harus seimbang.
"Padahal gula kita sudah gak diserap oleh masyarakat. Ini yang sangat memberatkan petani. Makanya Mereka rela datang sampe audience di sini (ke Gedung DPR) ya karna gula mereka tidak laku," papar Khilmi.
Sementara itu Ketua Forum Komunikasi Gapoktan Lamongan dan Gresik, Noor Anshar berharap agar aspirasi yang dibawa para petani ke DPR bisa sampai ke Kementerian terkait.
Baca: Bukan Rengginang, tapi Kepala Bocah Rachel yang Digoreng Neneknya ke Minyak Panas
"Masalah gula yang murah dan impor yang gak berhenti-henti. Gula kita kan sudah ada. Tapi kok impor jalan terus. ya jadinya (harganya) murah. Kasihan lah petaninya. Stop impor lah," katanya.
Anshar pun bingung kenapa harga lelang sedikit. Anshar juga berharap menteri perdagangan bisa membuat harga gula membuat untung petani.
"Biar petani untung. Dulu kan 11.500 HET nya. Kok sekarang (dilelang) malah cuma Rp 9600," ungkapnya.