News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kominfo Dekati Pemuka Agama untuk Tangkal Berita Hoaks

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rudiantara

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengatakan bahwa cara paling efektif dalam menangkal menjamurnya hoaks dan ujaran kebencian di masyarakat adalah dengan melakukan pendekatan ke kelompok-kelompok agama.

Rudiantara mengungkapkan bahwa saat ini telah melakukan pendekatan terhadap para pemuka agama seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Salah satu yang paling efektif pendekatan keagamaan. Makanya Kominfo melakukan pendekatan ke kelompok agama. Misalnya di kalangan umat Islam, umat lebih dengar Rudi apa Kiai? Ya kiai lah. Maka saya minta tolong," ungkap Rudiantara dalam seminar yang dilaksanakan di PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (17/10/2017).

Pendekatan itu yang dilakukan oleh Kominfo tersebut, akhirnya mendorong MUI membuat fatwa tentang bagaimana bermedia sosial yang baik.

Baca: Warga Malaysia Mahmud Ahmad Gantikan Hapilon Sebagai Emir Baru ISIS Asia Tenggara?

"Maka keluarlah fatwa. Salah satunya bagaimana umat tabayun saat mendapat informasi dari media sosial," kata Rudiantara.

"Saya juga sudah datang ke Parisadah Hindu Dharma Indonesia (PHDI), ke konferensi umat Katolik, pertemuan dengan PGI. Itu baru pendekatan ke agama. Nanti ada ke tokoh-tokoh lain," ujar Rudiantara.

Mantan Komisaris Indosat ini mengungkapkan bahwa cara pemblokiran yang dilakukan oleh lembaganya kurang efektif. Baginya pendidikan terhadap masyarakat lebih efektif dibanding pemblokiran.

"Kesannya selama ini kita, Pemerintah, selalu blokir, blokir dan blokir. Blokir itu capek bos. Belum urusan ngeblokirnya, belum urusan sama yang diblokir. Kemenkominfo punya cara bagaimana supaya konten-konten negatif tidak berkembang selain blokir, yaitu literasi," kata Rudiantara.

Dalam melakukan literasi, Kemenkominfo membagi objek dengan segmentasi geografis dan tatanan masayarakat antara lain suku, budaya, agama dan golongan.

"Literasi itu harus harus kita lakukan kepada masyarakat. Masyarakat itu dibuat segmentasi berdasarkan geografisnya, tatanan masyarakatnya," kata Rudi.

Seperti diketahui, Satgas Patroli Siber Bareskrim Polri berhasil menangkap kelompok Saracen yang diduga melakukan kampanye penyebar ujaran kebencian di dunia maya.

Polisi menangkap anggota kelompok Saracen yang terdiri dari JAS (32) ditangkap di Pekan Baru, SRN (32) ditangkap di Cianjur serta MFT ditangkap di Koja, Jakarta Utara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini