News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

OTT di Batubara

KPK Dalami Aliran Dana yang Diterima Bupati Batubara

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Ferdinand Waskita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Batubara nonaktif OK Arya Zulkarnaen tiba di gedung KPK Jakarta untuk menjalani pemeriksaan, Senin (2/10/2017). Ok Arya diperiksa perdana pasca penahanan dalam operasi tangkap tangan (OTT) terkait uap pengerjaan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Batubara tahun 2017. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga tersangka kasus dugaan suap pekerjaan pembangunan infrastruktur di kabupaten Batubara TA 2017, hari ini Senin (23/10/2017) menjalani pemeriksaan di KPK.

KPK memeriksa Maringan Situmorang (MS), kontraktor, Syaiful Azhar (SA), kontraktor dan Herlam Herdady (HH), Kadis PU yang menjalani pemeriksaan silang satu dengan yang lainnya.

Ditemui usai pemeriksaan, ketiganya kompak bungkam.

Baca: Gerindra Jabar Tetap Cabut Dukungan Deddy Mizwar-Syaikhu

Sementara itu, Juru Bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan pemeriksaan yang dilakukan ialah untuk mendalami aliran dana yang diterima oleh Bupati Batubara, OK Arya.

"‎Penyidik memperdalam fakta-fakta yang ada terkait aliran uang dari tiga tersangka ke tersangka OKA (OK Arya)," tambah Febri.

‎Diketahui, Bupati Batubara nonaktif, OK Arya Zulkarnain yang kini berstatus tersangka dan ditahan KPK diduga menerima fee sebesar Rp 4,4 miliar dari sejumlah proyek infrastruktur di Kabupaten Batubara TA 2017.

Selanjutnya seluruh uang itu ditampung oleh OK Arya melalui Sujendi Tarsono alias Ayen, pemilik diler mobil di Medan.

Uang Rp 4,4 miliar didapatkan OK Arya dari pengusaha Maringan Situmorang (MAS) yang juga tersangka di kasus ini.

Baca: Alasan Jokowi Tunjuk Din Syamsuddin sebagai Utusan Khusus Presiden

Pemberian dari Maringan ke OK Arya, dilakukan pada rentan waktu Mei-Agustus 2017 sebanyak tiga kali.

Pemberian pertama dilakukan Maringan sebelum mendapatkan proyek, dengan dua kali penyerahan yang masing-masing sebesar Rp 1,5 miliar.

Kemudian diserahkan kembali Rp 1 miliar setelah mendapatkan proyek.

Maringan diindikasikan memberikan suap melalui cek ke Ayen.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini