Dalam kondisi yang makin genting itu, tiba-tiba radar GCI memberi informasi bahwa kedua target yang berada di ketinggian 40.000 kaki sontak berbalik arah menuju kedua Hawk dalam posisi siap menyerang.
Pada saat itu kedua Hawk sedang berada dalam ketinggian 32.000 dengan posisi nose up.
Manuver kedua pesawat musuh itu sebenarnya merupakan manuver menghindari gempuran rudal sekaligus memposisikan kedua pilot Hawk terbang ke atas melawan sinar matahari.
Dalam hitungan detik kedua pesawat lawan pun terbang berpapasan melintasi kedua Hawk.
Kapten Azhar yang segera mendongakkan kepalanya ke atas melihat profil jet tempur berekor ganda pada jarak sekitar 5 mil dan kemudian terbang melesat ke arah berlawanan.
‘’F-/A-18 Hornet Australia!’’ teriak Kapten Azhar yang merasa akan segera kehilangan kedua buruannya.
Baik Kapten Azhar maupun Mayor Henry, sebenarnya merasa ‘’rugi’’ karena keduanya telah berada tepat di belakang F-18 Hornet dan siap menembak.
Sistem ACM sudah aktif, satu dari pesawat sudah dikunci dalam TD Box (penunjuk posisi target), missile lock on, tone slave.
Artinya tinggal menunggu perintah, rudal AIM-9 Sidewinder akan melesat menghancurkan target.
Kapten Azhar sebenarnya sudah mengontak komando bawah untuk meminta perintah selanjutnya, ditembak atau dilepaskan pergi.
Tapi komando bawah ternyata hanya memerintahkan : Bayang-bayangi dan identifikasi! Sayang penembakan rudal yang akan membuat peristiwa paling bersejarah itu telah lewat.
Kedua jet tempur F-18 Hornet keburu kabur menuju FIR Australia.
Kedua Hawk pun memutuskan segera kembali ke pangkalan. Missi mengusir Hornet setidaknya sudah sukses tanpa insiden berdarah dan kewibawaan TNI AU sebagai penjaga ruang udara tanah air tetap terjaga.
Setelah insiden dogfight di atas Pulau Roti radar Satrad 251 terus melaksanakan pemantauan dan makin banyak menangkap pergerakan pesawat di FIR Darwin.
Malam harinya bahkan terjadi peristiwa mengejutkan karena delapan F-18 Australia terbang melintas di atas Lanud El Tari.
Penerbangan itu bisa diartikan sebagai penghormatan terhadap kesiagaan jet-jet tempur yang dikerahkan oleh Koopsau 1 dan Koopsau 2.
Atau bisa juga diartikan sebagai show of force, AU Australia yang masih penasaran karena kedua F-18 Hornet kabur setelah disergap dua elang besi yang nyaris merontokkan satu Hornetnya.