TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peristiwa kecelakaan mobil menabrak tiang listrik yang berakibat dirawatnya Ketua DPR RI Setya Novanto di rumah sakit harus diselidiki kebenarannya oleh pihak-pihak terkait.
Ketua Umum Komando Pejuang Merah Putih (KPMP), Ki Kusumo mengatakan wajar saja jika kasus ini harus diungkap kebenarannya karena publik ingin mengetahui.
Baca: Berfoto Bersama Tiang, Warga Juga Analisa Kecelakaan Novanto Layaknya Detektif
Sebab, hal ini bukan yang pertama kali Novanto dirawat di rumah sakit seiring kasus dugaan korupsi e-KTP diselidiki oleh KPK.
"Sebelumnya dia dirawat di RS Premier Jatinegara, Jakarta Timur. Saat itu katanya sakit jantung," kata Ki Kusumo dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan di Jakarta, Minggu (19/11/2017).
Menurut dia, masyarakat semakin terheran-heran begitu status tersangka pertama Novanto digugurkan melalui gugatan praperadilan, kemudian Novanto langsung keluar dari rumah sakit dan keliling Indonesia.
"Pada umumnya orang yang baru sembuh dari sakit, pasti disarankan dokter untuk istirahat, bukan jalan-jalan," ujarnya.
Di samping itu, Ki Kusumo menyarankan dokter yang menangani Novanto pasca menjadi korban kecelakaan lalu lintas hingga dirawat di rumah sakit harus khusus dan juga independen agar masyarakat percaya.
"Opini yang terbentuk di masyarakat alasan sakit selalu digunakan orang-orang yang terlibat kasus korupsi untuk menghindari proses hukum, ini juga sekaligus membuktikan kepada publik adanya keseriusan dan pihak terkait mengusut keterlibatan Novanto dalam kasus korupsi e- KTP ini," jelas dia.
Selain itu, Ki Kusumo juga mempertanyakan ketidakberhasilan KPK menangkap Setya Novanto saat melakukan penggerebekan.
Ini merupakan yang pertama kali dalam sejarah KPK gagal menangkap orang yang sudah ditargetkan.