TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jenderal Tito Karnavian menilai pekerjaan sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) sangat kompleks. Sebab, ada banyak tugas yang dilakukan di salah satu instansi penegak hukum tersebut.
"Polri adalah lembaga kepolisian nomor dua terbesar di dunia. Pekerjaan menjadi Kapolri adalah pekerjaan salah satu yang paling kompleks dan memusingkan," tutur Tito, Selasa (21/11/2017).
Dia menjelaskan, Polri adalah lembaga kepolisian nomor dua terbesar di dunia setelah Tiongkok. Namun, gejolak di dalam negeri Tirai Bambu itu tidak seperti di Indonesia.
Hal ini karena Tiongkok menganut sistem demokrasi tertutup dan hanya mengenal sistem satu partai, di mana pemerintah pusat dapat segera mengatasi permasalahan tanpa menimbulkan gejolak di masyarakat.
Berbeda dibandingkan di Indonesia, di mana menganut sistem demokrasi terbuka.
Di tengah masyarakat yang masih kelas rendah, kata dia, problematika sosial dan konflik sangat banyak.
Baca: Pleno Golkar Jalan Keluar Cari Ketum Golkar dan Ketua DPR Pengganti Novanto
Sementara itu, aparat kepolisian di Amerika Serikat dan India, menurut dia, memiliki jumlah lebih banyak dibandingkan di Indonesia.
Namun, kedua negara itu, dilanjutkan Tito, ada pembagian tugas di masing-masing wilayah yang tidak terpusat.
Jadi tidak ada, kepala polisi di Amerika Serikat, India, dan Inggris. Bahkan di Amerika Serikat, hanya ada asosiasi kepala polisi, tidak ada kepala polisi.
Direktur FBI bukan sebagai kepala polisi, karena kewenangan sebatas menangani kejahatan konvensional. Untuk kejahatan lain ada badan masing-masing.
"Jadi kalau saya bandingkan kerjaan dengan teman kepala polisi Singapura, ya kepala komisioner Singapura bisa sambil mantuk-mantuk datang ke kantor. Kami begitu datang, begitu bangun tidur sudah ratusan laporan dari seluruh Polda-polda dan polres-polres,"katanya.