TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang akrab disapa Ibas, menilai penting mengarahkan kaum milenial untuk berkontribusi nyata untuk pembangunan Indonesia.
Menurutnya, pada masa yang serba digital saat ini, pemuda dihadapkan situasi yang membingungkan.
Akibatnya, muncul ketakutan di mana nilai nasionalisme menjadi luntur akibat informasi mudah diakses.
Ibas mengatakan, isu generasi milenial merupakan isu yang sangat seksi dan relevan untuk dibahas belakangan ini, sebab adanya kekhawatiran lunturnya nilai-nilai nasionalisme.
"Peran serta generasi muda menjadi penting dalam mempertahankan keutuhan, kemajuan, dan kesejahteraan negeri ini," kata Ibas dalam seminar di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/11/2017).
Baca: Erupsi Gunung Agung, Ribuan Ternak Juga Ikut Dievakuasi
Baca: Ini 9 Saksi dan Lima Ahli Meringankan Setya Novanto yang Diajukan ke KPK
Menurutnya, pergeseran cara pandang generasi muda saat ini dalam memilih pendidikan dan pekerjaan juga perlu dicermati serius.
Dirinya menjelaskan, jika kewirausahaan atau enterpreneurship menjadi alternatif pilihan anak muda saat ini, maka pendidikan harus ditetap menjadi penuntun, bukan malah disingkirkan dan dianggap tidak penting.
"Jangan sampai institusi atau lembaga sekolah dianggap bukan lagi cara untuk mendapatkan pekerjaan masa depan. Menjadi bagian dari dinamika perkembangan zaman perlu disikapi positif, misalnya mengikuti tren mengembangkan start up bisnis, online bisnis dan masih banyak alternatif usaha era milenial lainnya yang sedang on saat ini," katanya.
Untuk itu Ibas mendorong pemerintah untuk mengawal terciptanya iklim usaha yang baik, demi usaha generasi muda yang berkembang.
Lebih lanjut Ibas menjelaskan, jiwa patriotisme dan nasionalisme bagi generasi milenial saat ini masih terus harus ditanamkan dalam berbagai agenda.
Dirinya menyoroti penyebaran pesan lewat media sosial dan media lainnya di internet, yang masih tidak subtansial atau bahkan hanya ikut-ikutan tren tanpa mengetahui esensi dari patriotisme dan nasionalisme itu sendiri.
"Saya mengamati masih ada euforia bersosial media walaupun isu atau topik yang sedang tren di sosmed tersebut adalah hoax. Jadi penting bagi kita untuk melihat betul apa arti nasionalme bagi generasi milenial ini, dan sejauhmana implementasi nilai-nilai tersebut mampu diserap dengan baik oleh generasi penerus bangsa," katanya.
Dalam seminar bertajuk 'Tantangan dan Peluang Pemuda Indonesia Untuk Membangun Indonesia Yang Maju, Kuat dan Sejahtera' ini turut dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Direktur Eksekutif Yudhoyono Intitute Agus Harimurti Yudhono (AHY) dan para elemen organisasi pemuda dan komunitas bloger se-Indonesia.