Ia kemudian mencontohkan persisnya setahun yang lalu, peristiwa menggetarkan dunia terjadi di Jakarta.
"Tujuh juta lima ratus ribu bahkan lebih kawasan Monas di putihkan oleh umat Islam dalam Aksi damai menuntut penista agama diadili dan menolak Ahok untuk menjadi gubernur periode kedua.
Dengan dipimpin oleh Imam besar Habib Muhammad Rizieq Shihab aksi berjalan sangat damai dan tertib. Itulah salah satu makna rahmatan lil'alamiin," kata Bernard.
Kongres pertama Presidium Alumni 212 tidak ingin momentum itu hilang makna ditengah gerusan musuh-musuh Islam dan NKRI yang terus menerus mengancam negri ini dengan menggunakan baju Pancasila dan kebhinekaan.
Karena itu diujung kongres pastinya Alumni 212 akan memberikan peringatan tegas kepada pemerintahan presiden Jokowi.
Kongres juga akan mengantarkan suksesi reuni Akbar 212 di monumen nasional mengingat peristiwa tahun lalu.
Banyak sekali terjadi pembunuhan karakter, Perlakuan kasar, Persekusi, bullying, penangkapan dan tindakan kriminalisasi lainnya yang dilakukan oleh rezim saat ini kepada para Alim Ulama dan para aktivis.
"Tetapi kalau yang melakukan ada dipihak pendukung pemerintah seolah - olah hukum melindungi. Ada apa dan kenapa? Untuk hal itu juga kami akan mempertanyakan. Dan kenapa Islam selalu dinisbatkan dengan radikalisme, terorisme dan kriminalisasi," imbuhnya.
Selain itu, Alumni 212 juga menegaskan bahwa Gagasan dan Pemikiran para Aktivis Islam juga harus diperjuangkan secara terstruktur, sistematis dan massif agar dapat menghasilkan sebuah terobosan baru dalam menjaga keutuhan NKRI yang berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila.
"Sehingga dapat mewujudkan NKRI menjadi yg berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud dan senantiasa mendapatkan Ridho Dari Allah SWT," pungkasnya.