News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kongres Alumni 212 Digelar untuk Menghimpun Kekuatan Umat Islam

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Umat Muslim mengikuti aksi 212 di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (21/2/2017). Aksi yang diikuti ribuan orang itu menuntut pemberhentian Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang telah menjadi terdakwa dalam kasus dugaan penistaan agama. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alumni 212 akan menggelar sebuah kongres berskala nasional selama tiga hari yakni sejak 30 November - 1 Desember 2017 di Asrama haji Pondok Gede, Jakarta.

Salah satu anggota, Bernard Abdul Jabbar, mengungkapkan tujuan umum dan khusus dari diadakannya Kongres Nasional Alumni 212 tersebut.

"Tujuan umum diadakannya Kongres Nasional Alumni 212 adalah untuk menghimpun kembali kekuatan umat Islam dalam berbagai aspek, juga mengingatkan kembali akan indahnya semangat kebersamaan dan persatuan," ujar Bernard dalam keterangan resminya, Minggu (26/11/2017).

Sementara tujuan khususnya, kata Bernard, adalah konsolidasi internal seluruh elemen yang tergabung didalam Presidium Alumni 212.

Baca: Kata Pengacara, Habib Rizieq Akan Ikuti Reuni Akbar Alumni 212 di Monas

Selain dari hal tersebut, perhelatan kongres tentunya juga akan menyikapi kondisi politik, sosial, hukum dan berbagai perkembangan terkini di Indonesia saat ini.

Menurut Bernard semua anak bangsa harus tahu, bahwa dewasa ini terdapat masalah dan ancaman dihampir semua kehidupan.

Tidaklah mungkin permasalah-permasalahan itu bisa diselesaikan oleh sebagian kelompok saja.

Baginya, generasi umat Islam harus ambil peran dan memahami permasalahan yang kita hadapi secara sungguh-sungguh akan nasib bangsa dan umat Islam di masa yang akan datang.

Oleh karenanya, Bernard mengingatkan bahwa mengingat para pendiri bangsa Indonesia adalah para ulama maka sudah seharusnya kita harus merawat, menjaga dan mempertahankan NKRI ini.

"Kita semua tahu, keadaan dibawah rezim Jokowi ini bukan tidak ada kebaikan dan keberhasilannya, tetapi sisi buruknya berkembang dengan sangat cepat," lanjutnya.

Pada ujungnya, dengan berbagai kelalaian dan sikap abai dan tidak belajar dari sejarah, bukan tidak mungkin nasib NKRI tinggal nama.

Lebih lanjut, ia mengatakan jika Indonesia bisa terpecah belah menjadi negara-negara bagian dan bisa juga mengalami nasib seperti negeri melayu - Singapura yang didominasi oleh bukan etnis Melayu.

Tentu ini adalah satu contoh untuk menjadi pelajaran Kyai bersama.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini