TRIBUNNEWS.COM - Berubahnya iklim cuaca nan ekstrim di Indonesia mulai menelan korban.
Sebanyak 11 orang meninggal dunia akibat bencana longsor dan banjir yang menerjang Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Ke-11 korban tewas itu terdiri dari sembilan orang yang dikabarkan meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor di Kabupaten Pacitan, serta dua orang akibat hanyut terbawa banjir.
"Yang tertimpa longsor ada tujuh ditambah dua, jadi sembilan. Sudah meninggal dunia akibat tanah longsor, bukan karena banjir," kata Wakil Bupati Pacitan, Yudi Sumbogo, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (28/11/2017) siang.
Dia menuturkan, peristiwa longsor yang menewaskan sembilan orang itu terjadi, Selasa (28/11/2017) sekitar pukul 02.00 dini hari.
Ketujuh korban tewas berasal dari Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung dan dua orang warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo.
Sembilan korban meninggal akibat longsor itu hingga kini belum dapat dievakuasi. Sulitnya akses menuju lokasi dan tingginya intensitas hujan, menjadi kendala.
"Kami enggak berani mengevakuasi karena masih membahayakan intensitas hujan masih sangat tinggi, sangat membahayakan," ujarnya.
Yudi menambahkan, sementara untuk dua orang yang dikabarkan hanyut terseret banjir sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
"Yang hanyut ini, sudah ditemukan. Ada yang meninggal dua orang," imbuhnya.
Yudi meminta kepada seluruh masyarakat agar mendoakan agar warga Pacitan yang mengalami musibah bencana banjir dan longsor dapat dievakuasi dengan selamat.
"Mohon doanya ya," katanya.
Hujan dengan intensitas tinggi terjadi sejak Senin (27/11/2017) kemarin, hingga Selasa (28/11/2017) di wilayah Pacitan, mengakibatkan sejumlah rumah warga dan jalan raya tergenang air.
Sekretaris BPBD Pacitan (pengendali posko), Ratna Budiono, ketika dihubungi melalui sambungan telepon, membenarkan kejadian tersebut.
" Banjir sudah mulai sejak tadi malam, sekitar pukul 02.00 WIB di wilayah perkotaan dan Kebonagung," kata Ratna saat dihubungi, Selasa (28/11/2017) pagi.
Ratna mengatakan, banjir di Pacitan disebabkan tingginya debit air hujan serta juga disebabkan adanya tanggul di anak sungai yang jebol.
"Ada tanggul jebol di anak sungai kecil di Kebonagung. Tapi penyebab utamanya, debit air hujan yang lumayan tinggi lebih 100 milimeter bisa dikatakan ekstrim, dampak dari Tropical Cyclone (TC) di wilayah Jawa," katanya.
Kejadian bencana alam banjir bandang dan longsor di Pacitan ini seolah menjawab peringatan Mbah Mijan yang sudah mewanti-wanti sebelum kejadian terjadi.
Beberapa waktu lalu, sosok tersebut mengunggah rangkaian cuitan di Twitter terkait ramalan cuaca nan ekstrim di Indonesia.
Bahkan sosoknya juga meramal berbagai bencana alam yang akan melanda Indonesia.
(TribunStyle.com/ Bobby Wiratama)
Berita ini telah diterbitkan di TribunStyle.com dengan judul Dua Remaja di Sulawesi Barat ini Dinikahkan Karena Sering Kepergok Melakukan Hal Nggak Wajar
VIRAL: 10 Pekerjaan Paling Berbahaya di Dunia, Gak Nyangka Nomor 1 Ternyata, Jadi Ingat Kata Bu Susi ?