TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sikap terdakwa kasus korupsi KTP-elektronik Andi Agustinus alias Andi Narogong berubah drastis. Pada sidang Kamis (30/11/2017) kemarin, Andi bersikap sangat terbuka dalam memberikan keterangan.
Bahkan ketika menjadi saksi untuk dua mantan pejabat Kementerian Dalam Negeri, Irman dan Sugiharto, Andi terkesan menutup-nutupi fakta dan memberi keterangan berbelit. Ketika itu, ia beberapa kali ia menjawab lupa.
Dalam sidang dengan agenda pemeriksaan terdakwa kali ini, Andi tak segan menyebut nama sosok-sosok penting di antaranya Setya Novanto, Azmin Aulia adik dari Gamawan Fauzi, Paulus Tannos, Chaeruman Harahap, dan Johannes Marliem.
"Awalnya saya tidak mau menyulitkan orang. Tapi kok lama-lama saya dijadikan seperti sampah, seperti Bantargebang, tempat pembuangan akhir dari semuanya," kata Andi.
Hari ini Andi juga mau membuka suara kepada awak media untuk kali pertama. Ia mengklaim semua keterangannya dalam sidang adalah benar.
"Keterangan yang saya berikan di pengadilan ini adalah merupakan fakta dan kejadian yang sebenarnya terjadi," kata Andi kepada wartawan.
Baca: Gatot Nurmantyo Disiapkan Jadi Calon Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah
Baca: Awas, Praktik Investasi Bodong Diprediksi Akan Marak di 2018
Dalam dakwaan, Andi disebut berperan penting dalam mengkoordinir perusahaan peserta lelang. Ia membentuk satu konsorsium yang disiapkan untuk menang dan dua konsorsium lain sebagai pendamping.
Dalam sidang terhadap Irman dan Sugiharto, Andi mengaku menyediakan rumah toko (ruko) yang ia miliki agar bisa menjadi subkontraktor. Namun pernyataan Andi hari ini banyak menunjukkan perannya sebagai calo.
Belum jelas apakah perubahan sikap ini berhubungan dengan ditahannya Setya Novanto. Selama ini Novanto memang terkenal licin.
Namanya disebut dalam berbagai kasus namun baru kali ini ia bisa dijebloskan ke rumah tahanan.
Reporter: Teodosius Domina