TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Puyono menilai terdapat keanehan dalam penunjukan Kepala Staf Angkutan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai calon tunggal Panglima TNI.
Pasalnya penunjukan tersebut terbilang terlalu dini karena Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo baru akan pensiun pada Maret 2018 mendatang.
"Artinya Panglima TNI Gatot Nurmantyo akan jadi Jendral Bintang Empat tanpa jabatan jika bulan ini terjadi pergantian panglima TNI," kata Areif, Rabu, (6/12/2017).
Baca: 8 Fakta Menarik tentang Calon Panglima TNI Hadi Tjahjanto
Arief menduga pergantian panglima yang kini sedang diproses berkaitan dengan hasil riset sejumlah lembaga survei.
Yang mana , Jenderal Gatot masuk radar untuk menjadi Capres 2019 mendatang.
"Kalau menurut saya daripada Gatot nanti jadi duri dalam sekam bagi Joko Widodo maka strategi 'Tumpas Kelor' dilakukan oleh Joko Widodo terhadap Gatot Nurmantyo," katanya.
Baca: Politikus Gerindra: Nasib Jokowi di Pilpres 2019 Bakal Sama Dengan Ahok di Pilgub
Sehingga menurut Arief , Gatot menjadi korban syahwat politik Jokowi yang akan kembali maju sebagai presiden.
Dan masyarakat, menurut Arief, sudah dapat membaca hal tersebut.
"Dan itu akan jadi penilaian bagi masyarakat untuk memilih Dan tidak memilih Joko Widodo nanti dipilpres 2019," pungkasnya.