TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa, mencium ada yang janggal dengan uji kelayakan dan kepatutan calon hakim konstitusi hanya diikuti satu calon, yaitu Arief Hidayat.
Politikus Partai Gerindra ini menilai, penunjukan hakim Mahkamah Konstitusi (MK) bermotif kepentingan.
Salah satunya mengenai pembentukan panel ahli yang sebetulnya hanya dapat dilaksanakan apabila kandidat hakim MK tidak tunggal.
Namun Desmond enggan menuding yang berujung fitnah.
"Saya lebih kepada bahwa apa yang terjadi dengan dinamika seolah-olah mereka memaksakan kehendak. Saya usul untuk break dan terbuka, tapi orang tetap memaksa terus. Ada apa? Saya tidak mengganggu. Harusnya rapat tertutup dulu, lebih cantik," kata Desmond kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/12/2017).
Saat dihubungkan dengan isu lobi-lobi politik yang dilakukan Arief ke komisi III, Desmond tidak mau berpolemik, karena jalannya uji kelayakan dan kepatutan Arief telah menunjukkan kejanggalan.
Baca: Donald Trump: Yerusalem Jelas Adalah Ibu Kota Israel, Itu Sudah Kenyataan
"Ya kita menolak Arief. Menolak dengan catatan di proper satu orang," katanya.
Diberitakan sebelumnya, komisi III DPR telah melakukan fit and proper test terhadap calon tunggal hakim konstitusi Arief Hidayat, Rabu (6/12/2017) kemarin.
Mayoritas anggota komisi III DPR menyetujui Arief Hidayat kembali menjabat hakim konstitusi.
Sementara itu, Fraksi Partai Gerindra menolak ikut melakukan fit and proper test. Karena hanya satu orang yang diuji. Pada tahun 2015, Arief Hidayat terpilih sebagai ketua MK menggantikan Hamdan Zoelva.