TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memerintahkan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk segera bersiap memindahkan Kedutaan dari Tel Aviv ke Yerussalem, Rabu (6/12/2017) menimbulkan kecaman dan protes datang dari masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Bahkan, menurut informasi yang beredar di media, Kedutaan Amerika telah meminta warganya untuk lebih waspada terhadap ancaman dan bahaya yang mungkin akan terjadi.
Jurnalis Warta Kota mencoba mendekati kantor Kedubes Amerika yang berada di Jakarta melalui jalan di bawah rel kereta dari Jalan Kebun Sirih Raya menuju Jalan Medan Merdeka Selatan.
Saat baru akan membelokkan kendaraan ke jalan pintas tersebut seorang petugas mencoba menghalangi jurnalis Warta Kota.
Baca: Ini 5 Poin Pernyataan Lengkap Presiden Jokowi soal Yerusalem
Begitu juga sesaat setelah selesai memarkirkan kendaraan di area parkir yang berada tepat di kolong rel kereta.
Seorang petugas keamanan Kedubes datang dan menanyakan identitas serta keperluan jurnalis Warta Kota.
Kemudian petugas keamanan tersebut meminta agar segera meninggalkan lokasi tersebut.
"Kalau tidak ada keperluan tolong segera tinggalkan tempat ini," ujar petugas keamanan tersebut.
Akhirnya Warta Kota memutuskan untuk melakukan pemantauan aktivitas dan situasi di sekitar Kedubes Amerika dari seberang gedung tersebut dengan alasan lokasi yang dituju termasuk tempat umum.
Ketika Warta Kota melakukan pemantauan dari seberang gedung Kedubes Amerika, seorang petugas keamanan Kedutaan datang menghampiri dan menegur.
Padahal, jurnalis Warta Kota duduk di atas beton yang ada di trotoar kawasan Monas yang merupakan tempat umum.
"Tadi, saya sudah peringatkan Anda untuk segera meninggalkan kawasan ini. Sekarang Anda malah pindah ke sini," kata petugas keamanan Kedubes Amerika tersebut.
"Kalau Anda tidak segera meninggalkan tempat ini saya akan panggilkan personil Brimob untuk mengusir Anda," lanjut petugas yang berpakaian warna kopi susu itu.