TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Keuskupan Agung Jakarta mengecam keras pengakuan sepihak Amerika Serikat (AS) terhadap Yerusalem sebagai Ibukota Israel dan meminta untuk kembali mempertimbangkan keputusan tersebut.
Demikian ditegaskan Ketua Umum FMKI KAJ Yulius Setiarto kepada Tribunnews.com, Jumat (8/12/2017).
Menurut Yulius Setiarto, kebijakan luar negeri AS ini akan menimbulkan sentimen negatif, kemarahan dan sikap permusuhan oleh warga dunia terhadap Pemerintahan Negeri Paman Sam tersebut.
"Kebijakan luar negeri Amerika Serikat ini akan mengancam proses perdamaian Palestina-Israel dan stabilitas kawasan Timur Tengah," ujarnya kepada Tribunnews.com.
Kebijakan ini akan berdampak pada semakin suburnya pandangan ekstrimisme agama (religious extremism) atau sektarian di kawasan Timur Tengah.
Hal ini tidak terlepas dari kedudukan Yerusalem sebagai kota suci bagi tiga agama samawi, yakni Yahudi, Kristen, dan Islam.
Baca: Aksi Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS Ditutup dengan Salat Berjamaah
"Isu-isu tersebut berpotensi mengganggu keamanan dunia serta, sedikit banyak, berdampak pada keamanan dalam negeri tanah air kita,"katanya.
Bahwa hubungan mutualisme antara AS dan Israel merupakan kenyataan politik yang tidak bisa dihindarkan.
Maka, kata dia, memahami kemitraan strategis AS dan Israel adalah hal pokok untuk merumuskan siasat yang tepat gunadalam usaha mendukung kemerdekaan rakyat Palestina.
Atas sikap AS tersebut, FMKI KAJ menyerukan Israel untuk menghormati serta mengikuti kesepahaman internasional (Kesepakatan Oslo 1993) dan Resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB.
FMKI KAJ juga mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaanya, karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa serta hal ini sejalan dengan amanah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Sebagaimana diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu, (6/12/2017), menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, sekaligus memulai proses pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Terkait dengan itu, Presiden Jokowi sudah menyampaikan pernyataan perihal langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel menggantikan Tel Aviv.
Presiden Jokowi menganggap langkah itu berbahaya, karena mengancam stabilitas dunia.
Presiden Jokowi-pun akan mendorong negara-negara anggota OKI (Organisasi Kerjasama Islam) dan PBB untuk menggelar sidang khusus.
Presiden Jokowi juga meminta Menteri Retno Marsudi untuk segera meminta penjelasan dari Dubes AS di Indonesia.