TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Hakim Tunggal Kusno menetapkan bahwa praperadilan kasus E-KTP dengan tersangka Setya Novanto, gugur demi hukum.
Alasannya, sidang perdana pokok perkara kasus tersebut sudah dibuka untuk umum pada Rabu (13/12) kemarin.
Selama persidangan di hari terakhir, Kusno terlihat begitu santai. Terlihat saat persidangan di skors selama 30 menit, dia masih sempat menyapa hakim lainnya di tangga menuju ruangan wakil ketua pengadilan.
Begitu juga ketika dia membacakan penetapan praperadilan, pembacaan tanpa ada kata-kata yang salah ucap.
"Iya, beliau orangnya percaya diri memang jika memutuskan atau menetapkan sesuatu dalam persidangan," ucap seorang sumber yang tidak mau disebutkan namanya, usai sidang praperadilan di PN Jakarta Selatan, Kamis (14/12)
Dia menilai, beberapa kali Kusno menanyakan mengenai kapan praperadilan gugur kepada ahli-ahli yang hadir dalam persidangan, adalah sebuah bentuk pemantapan saat akan memutuskan. Hanya pada saat sidang perkara Susno Duadji, Kusno, menurutnya dinilai gugup.
"Saya pikir begitu. Makanya, beberapa kali dia sempat bertanya kepada ahli soal kapan selesainya praperadilan gugur," tukasnya.
Dia juga menceritakan bahwa Hakim Kusno sudah dapat menimbang gugurnya praperadilan saat Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sudah menetapkan jadwal persidangan perdana pokok perkara.
Jadwal itu, masih bersamaan dengan berlangsungnya sidang praperadilan.
"Iya, saya pikir, semua hakim pasti sudah memiliki pertimbangan. Saya juga pasti begitu kalau jadi beliau," ucapnya.
Sementara itu, Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Made Sutrisna mengungkapkan alasan penetapan pengguguran praperadilan dilakukan tidak pada sidang perdana dimulai.
Kata dia, tidak memungkinkan apabila hakim tunggal praperadilan langsung memutuskan gugur saat mendengarkan keterangan ahli.
Terlebih, ujarnya, administrasi belum siap untuk menggugurkan praperadilan.
"Itu teknis saja. Tidak bisa serta merta menggugurkan praperadilan. Administrasi juga belum siap, jadi dibacakan hari ini," jelas dia.
Kepada Made, Kusno juga sempat bercerita, usai sidang praperadilan dengan tersangka Setya Novanto, mantan Ketua Pengadilan Negeri Pontianak itu mengucap syukur.
Pasalnya, praperadilan menyita perhatian dan beban yang lebih. Apalagi, sidang tersebut menjadi atensi masyarakat.
"Beliau sempat mengucap syukur, katanya ada satu beban yang sudah selesai," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Komisioner KPK, Laode M Syarif yang mengucap syukur atas gugurnya praperadilan Novanto. Dirinya mengapresiasi putusan Hakim Tunggal Kusno.
"Alhamdulillah," ucapnya dalam pesan singkat.
Dia menjelaskan apa yang sudah dilakukan oleh KPK atas penetapan status tersangka kepada Setya Novanto, sudah benar dan berdasarkan hukum yang ada.
Penetapan yang dilakukan oleh hakim tunggal, juga dinilai sudah berdasar pada hukum acara pidana yang ada.(rio)