News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengamat: Golkar Butuh Sekjen yang Bisa Jadi Penyeimbang Faksi Besar

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto (kedua kanan) menerima pandangan perwakilan DPD disaksikan Ketua Penyelenggara Rapimnas dan Munaslub Nurdin Halid (kanan) dan Wakil Sekjen Golkar Wakil Sekjen Golkar Sarmuji (kedua kiri) saat memimpin jalanya rapat paripurna II Munaslub Golkar di Jakarta Covention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Selasa (19/12/2017). Rapat paripurna Munaslub Golkar ini membahas padangan umum DPD I tiap-tiap provinsi. Nantinya akan ditentukan berbagai kebijakan-kebijakan yang ditentukan dan disetujui oleh peserta rapat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Politik dan Hukum Wain Advisory Indonesia, Sulthan Muhammad Yus mengatakan, partai Golkar membutuhkan figur Sekjen yang bisa menjadi penyeimbang faksi-faksi besar di partai Golkar.

"Penyeimbang itu penting, apalagi Presiden Jokowi dalam pidatonya tadi malam blak-blakan terkait dengan banyaknya faksi di tubuh partai Golkar," ujar Sulthan, Rabu (21/12/2017).

Airlangga Hartanto, kata Sulthan, harus mampu memainkan figur sebagai pendobrak sekaligus pembaharu dalam tubuh partai berlambang pohon beringin itu.

Baca: Dalam Munaslub Golkar, 350 Orang Dilaporkan Jatuh Sakit

"Golkar sebagai salah satu partai politik besar memegang peran kunci dalam perpolitikan nasional," imbuh Alumni Magister Hukum UGM ini.

Sulthan mengatakan, kesan yang diterima oleh publik terkait Munaslub Golkar saat ini bukan lagi mencari posisi Ketua Umum, melainkan memperebutkan posisi diluar Ketum dan keputusan-keputusan strategis menjelang pilkada serentak 2018.

"Posisi Sekjen yang saat ini masih dipegang Idrus Marham menjadi rebutan banyak kelompok di internal Partai Golkar," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Sulthan, jangan sampai preseden kisruh di internal Golkar terulang kembali akibat salah meletakkan posisi Sekjen dan posisi-posisi strategis lainnya.

Harapan Golkar untuk bangkit dan meningkatkan elektabilitas yang sedang terpuruk malah bisa menjadi boomerang akibat kesalahan dalam menentukan kader di posisi sekjen partai.

"Publik menunggu-nunggu kedewasan Partai Golkar, jika tidak kedepan besar kemungkinan Golkar bakal ditinggalkan oleh konstituennya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini