Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Politik dan Hukum Wain Advisory Indonesia, Sulthan Muhammad Yus mengatakan, partai Golkar membutuhkan figur Sekjen yang bisa menjadi penyeimbang faksi-faksi besar di partai Golkar.
"Penyeimbang itu penting, apalagi Presiden Jokowi dalam pidatonya tadi malam blak-blakan terkait dengan banyaknya faksi di tubuh partai Golkar," ujar Sulthan, Rabu (21/12/2017).
Airlangga Hartanto, kata Sulthan, harus mampu memainkan figur sebagai pendobrak sekaligus pembaharu dalam tubuh partai berlambang pohon beringin itu.
Baca: Dalam Munaslub Golkar, 350 Orang Dilaporkan Jatuh Sakit
"Golkar sebagai salah satu partai politik besar memegang peran kunci dalam perpolitikan nasional," imbuh Alumni Magister Hukum UGM ini.
Sulthan mengatakan, kesan yang diterima oleh publik terkait Munaslub Golkar saat ini bukan lagi mencari posisi Ketua Umum, melainkan memperebutkan posisi diluar Ketum dan keputusan-keputusan strategis menjelang pilkada serentak 2018.
"Posisi Sekjen yang saat ini masih dipegang Idrus Marham menjadi rebutan banyak kelompok di internal Partai Golkar," ungkapnya.
Selain itu, lanjut Sulthan, jangan sampai preseden kisruh di internal Golkar terulang kembali akibat salah meletakkan posisi Sekjen dan posisi-posisi strategis lainnya.
Harapan Golkar untuk bangkit dan meningkatkan elektabilitas yang sedang terpuruk malah bisa menjadi boomerang akibat kesalahan dalam menentukan kader di posisi sekjen partai.
"Publik menunggu-nunggu kedewasan Partai Golkar, jika tidak kedepan besar kemungkinan Golkar bakal ditinggalkan oleh konstituennya," pungkasnya.