Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Wakil Ketua Dewan Paroki Gereja Katolik St Servatius, Matheus Nalih Ungin menjelaskan alasan dan siapa pihak yang memakai pakaian adat Betawi dalam perayaan Misa Natal yang digelar di gereja tersebut.
Ia mengatakan, masyarakat Kampung Sawah yang merupakan warga asli kawasan tersebut tidak mengenakan pakaian adat tersebut dalam Misa, melainkan para panitia acara.
Baca: Kerugian Toko Pakaian yang Disatroni Geng Motor di Depok Capai Rp 13 Juta
"Jadi yang menggunakan pakaian Betawi itu sebenarnya bukan mereka-mereka yang orang asli Kampung Sawah, tapi panitia," ujar Matheus, saat ditemui Tribunnews usai Misa Natal di Gereja Katolik St Servatius, Bekasi, Jawa Barat, Senin (25/12/2017).
Selain itu, para jemaat dari daerah lainnya di Indonesia yang kebetulan memang merayakan Misa Natal di gereja tersebut juga turut mengenakan pakaian adat Betawi.
Hal terebut menurutnya untuk mencoba melakukan akulturasi budaya dalam iman mereka terhadap Tuhan.
"Bahkan orang-orang se-nusantara, ada orang Flores, ada orang Jawa, Menado, Padang, Batak, mereka memang mencoba untuk masuk dalam konsep inkulturasi," tegas Matheus.
Mereka, kata Matheus, mencoba untuk bisa ikut dalam sukacita perayaan Natal di Kampung Sawah melalui cara mengenakan pakaian adat khas Betawi.
"Mencoba masuk dalam konsep kebudayaan asli Kampung Sawah dengan menggunakan tradisi atau pakaian adat Betawi itu," kata Matheus.