News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengamat Menduga Ada Kepentingan di Balik Penetapan Sasaran Penumpang KA Bandara

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo meninjau fasilitas kereta Bandara Soekarno - Hatta usai peresmian pengoperasian kereta Bandara Soekarno - Hatta di Stasiun Bandara Soekarno - Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (2/1/2018). Kereta Bandara Soekarno - Hatta resmi beroperasi dengan memiliki 12 rangkaian dan berkapasitas 272 penumpang dengan tarif Rp 70 ribu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polemik terkait tarif normal KA Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) yang dirasa mahal bagi masyarakat masih menjadi perbincangan.

Terlebih ketika Direktur Utama PT Railink menyebut bahwa segmen pasar dari KA Bandara Soetta adalah para pebisnis.

Pengamat transportasi, Azas Tigor Nainggolan, menilai terdapat sebuah kepentingan atau alasan dibalik pernyataan mengenai penetapan segmen pasar atau sasaran penumpang dari KA Bandara Soetta.

Tigor mengatakan mungkin saja itu adalah cara agar tarif dari KA bandara tidak diturunkan sesuai dengan kehendak masyarakat.

"Iya, (bisa jadi) itu caranya agar tarif KA bandara tidak diturunkan, sehingga kebutuhan atau keuntungan bisa tercapai," ujar Tigor, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (6/1/2018).

Baca: ECPAT Indonesia: Penegak Hukum Harus Segera Bongkar Jaringan Video Porno Anak

Dengan menjadikan pebisnis sebagai sasaran penumpang, tarif normal tak akan dirasa mahal bagi para pebisnis yang lebih berkemampuan 'membayar' tarif tersebut.

Selain itu, Tigor menilai keuntungan akan lebih cepat dicapai pihak PT Railink dengan tidak menurunkan tarif normal yakni Rp 70.000.

Namun, ia mengecam apabila benar memang hal tersebut yang terjadi.

Baginya, tidaklah benar apabila angkutan umum massal dijadikan sarana mencari keuntungan secara cepat.

"Kalau bangun angkutan umum massal, ya jangan cari untung sekarang tapi keuntungan masa depan. Masyarakat jangan sampai dibebani," ungkapnya.

Ia menambahkan jika tarif tidak diturunkan, masyarakat pada akhirnya akan tetap menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju atau dari bandara.

Baca: PKB Galau Nama Abdullah Azwar Anas Tak Ada dalam Daftar Pencalonan Gubernur Jatim

"Dengan kata lain, tujuan awal pembangunan KA Bandara Soetta tidak akan tercapai," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PT Railink, Heru Kuswanto menyebutkan segmen pasar KA Bandara Soetta adalah penumpang yang melakukan perjalanan untuk kepentingan bisnis atau pekerjaan.

Target tersebut melihat dari banyaknya penumpang bisnis yang menggunakan KA Bandara pertama di Indonesia yaitu KA Bandara Kualanamu di Medan, Sumatera Utara.

"Berdasarkan pengalaman kami, sasaran kami itu business traveller. Ini pengalaman kami di Kuala Namu," ungkap Heru ditemui di Stasiun KA Bandara BNI City, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2018).

Heru mengungkapkan dengan pengoperasian KA Bandara Soetta diharapkan 80 persen penumpangnya adalah mereka yang akan melakukan perjalanan bisnis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini